Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Wiranto Ungkap Sang Istri Sakit Sebelum Meninggal, Sempat Dirawat di RSPAD
Advertisement . Scroll to see content

Cerita Menegangkan Jenderal Kopassus Mendaki Gunung Es, Nyawa Selamat Berkat Doa dan Puasa Istri

Sabtu, 25 Maret 2023 - 09:02:00 WIB
Cerita Menegangkan Jenderal Kopassus Mendaki Gunung Es, Nyawa Selamat Berkat Doa dan Puasa Istri
Komandan Jenderal (Danjen) Kopassus Mayjen Iwan Setiawan pernah mendaki Gunung Everest pada tahun 1997. (Foto Penkopassus).
Advertisement . Scroll to see content

JAKARTA, iNews.id - Komandan Jenderal (Danjen) Kopassus Mayjen Iwan Setiawan mempunyai pengalaman tak terlupakan sepanjang hidupnya. Ketika itu Iwan mengikuti ekspedisi Gunung Everest pada tahun 1997 silam. 

Iwan pernah berada di posisi antara hidup dan mati. Kekuatan doa dan tekad sekuat bajalah yang akhirnya membawa mantan Danyon 22/Grup 2 Kopassus ini mengukir sejarah gilang-gemilang. 

Kala itu Danjen Kopassus dijabat Brigjen TNI Prabowo Subianto menggagas Ekpedisi Kopassus-Indonesia Everest 1997. Ekpedisi kelas dunia ini untuk merayakan hari jadi ke-45 Kopassus dan menyambut HUT Kemerdekaan RI. 

Ekspedisi juga melibatkan para pendaki terbaik Indonesia baik dari Kopassus maupun organisasi pencinta alam seperti Wanadri, hingga Mapala UI serta Federasi Panjat Tebing Indonesia (FPTI). Bertindak sebgai komandan lapangan yakni mendiang Jenderal TNI Pramono Edhie Wibowo. 

Iwan menceritakan ketika itu dirinya baru lulus pendidikan komando. Tak berselang lama diumumkan adanya seleksi Tim Ekspedisi Everest 97. Bagi prajurit Kopassus, tugas merupakan kehormatan segala-galanya. Dia pun mengikuti seleksi. 

“Alhamdulillah, saya menjadi salah satu perwira Akmil yang lolos dan lulus untuk ikut ekspedisi pendakian ini,” kata Iwan berkisah kepada tim Dispenad dikutip Sabtu (25/3/2023).

Iwan sadar terlibat Ekspedisi Everest sama dengan bertaruh nyawa. Fakta mencatat tidak semua orang yang mencoba menggapai puncak tertinggi dunia itu sukses. Bahkan mantan Danpusdikpassus ini mengibaratkan dari 100 pendaki yang naik ke Atap Dunia tersebut kemungkinan hanya 10 yang berhasil. 

“Dari 10 orang tersebut, kemungkinan tiga orang yang selamat,” ucapnya. 

Sebelum keberangkatan ke gunung setinggi 8.884 meter dari permukaan laut itu, Iwan meminta izin Prabowo untuk menyunting pujaan hatinya, Betty Siti Supartini. Waktu berjalan. Berbagai persiapan menuju ekpedisi itu terus dilakukan. 

Betty turut mengenang, keberangkatan sang suami merupakan saat-saat berat dan mendebarkan. “Saya sudah hamil. Saya waktu itu sempat (merasa), aduh ini (bagaimana), kalau suami saya tidak kembali, anak ini tidak ada bapaknya,” tutur Betty, dalam video sama.

Tim Ekspedisi Kopassus akhirnya menginjak Nepal untuk memulai pendakian ke Himalaya. Iwan ingat betul bagaimana beratnya masa-masa awal berhadapan langsung dengan gunung es. Dia sempat jatuh sakit. 

“Saya baru berjalan 100 meter muntah-muntah, kaget, karena memang tidak siap dengan cuaca dingin. Rupanya istri ikut merasakan (kalau saya sakit),” ucapnya. 

Tentu saja tidak ada kata mundur. Sebagai satu-satunya perwira Akmil yang memimpin tim pendakian, Iwan terus menguatkan semangat. Prajurit Komando yang pernah menjadi Danrindam Jaya ini meyakini, doa istri yang rajin berpuasa Senin-Kamis, juga doa seluruh bangsa, dirinya sembuh. 

Mendaki Everest, kata dia, bak pertaruhan hidup dan mati. “Bayangkan suhu minus 50 derajat Celsius. Sepanjang jalan banyak orang-orang meninggal,” tuturnya. 

"Saya kehabisan oksigen, antara hidup dan tidak,” tuturnya. 

Dalam situasi kritis itu Iwan berdoa kepada Tuhan agar diberikan keselamatan untuk dapat menyelesaikan tugas dan kembali ke Tanah Air. Bayang-bayang istri yang sedang hamil menumbuhkan semangatnya. 

Dalam kondisi yang dapat disebut titik nadir itu, Iwan tak menyerah. Dia bangkit dan bertekad untuk mencapai puncak. Doa itu terkabul. Setapak demi setapak dia terus melangkah. 

Akhirnya, bersama Asmujiono dan Misrin, Iwan mencatatkan sejarah emas. Tepat 26 April 1997, mereka mengibarkan Merah Putih di puncak dunia. “Itu sangat-sangat mengharukan, dan saya sangat-sangat, betul-betul…,” tutur Iwan tercekat. “Saya betul-betul bersyukur. Bisa selamat di sana dan bisa kembali.”

Editor: Faieq Hidayat

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut