Cerita Prajurit Kopassus Jadi Ajudan Luhut Pandjaitan : Silent tapi Mematikan
JAKARTA, iNews.id - Didik Fendi prajurit Kopassus menceritakan menjadi ajudan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menkomarves) Luhut Binsar Pandjaitan. Dia yang bertugas di satuan 81 Antiteror Kopassus itu sempat tidak menyangka.
Ceritanya bermula dirinya mendapat tawaran untuk mengikuti seleksi. Namun, dia tak diberi tahu secara mendetail mengenai seleksi apa dan di mana.
"Sebagai tentara, asal (ada) perintah, berangkat," kata Didik melalui YouTubeb Kemenko Bidang Kemaritiman dan Investasi RI yang dikutip Selasa (26/4/2022).

Dia menyebutkan, terdapat tiga orang kandidat yang akan menjadi ajudan, yakni seniornya, dan adik tingkatnya.
Pada tes seleksi yang dilakukan di kantor Kementerian Menkomarves, dia bertemu dengan sekretaris pribadi Luhut. Di sana, ditanya beberapa hal tentang dirinya.
Dia memaparkan, tes tersebut berisi dengan tes kepribadian, bahasa Inggris, matematika, dan hobi. "Kebetulan saya dulu sejak sipil itu ikut karate, sampai dengan di Kopasus masih karate," ucapnya.
Perihal menjadi ajudan, dia mengatakan memang sempat terbersit untuk mencoba pengalaman tersebut. Sebab rekannya sudah terlebih dahulu menjajal pengalaman tersebut.
Tugas ajudan Menkomarves, ia menyebutkan keamanan, kenyamanan, dan kelancaran. Dia menyatakan menjadi manajer dalam keamanan.
Setiap pagi, diadakan apel tentang kegiatan Menko pada hari itu. Di apel tersebut, ia menjelaskan mengenai teknis bagaimana pengamanan terhadap Menko Luhut.
Semua yang keperluan yang berhubungan dengan Luhut bermuara pada dirinya. Dia pun bekerja sama dengan pengawal pribadi (Walpri) yang juga Kopassus.
"Kalau beliau ada hal urgent, kita sudah briefing antara Walpri dengan saya, ini keamanan. Walpri beliau dari Kopassus juga, biar kita kecil tapi berkualitas, silent tapi bisa mematikan," ucap pria kelahiran Purwokerto, Jawa Tengah itu.
Tugas yang kedua adalah kenyamanan. Perihal kenyamanan, ia bersama rekan-rekannya mempersiapkan segala sesuatu sesuai dengan kenyamanan Luhut.
"Contoh kalau kunjungan kerja Bapak kamarnya bagaimana. Beliau kan santai jadi tidak perlu berlebihan, bahkan kalau kadang menyiapkan berlebihan beliau kurang suka, beliau tidak susah lah, basicnya tentara jadi kita tahu lah," ujarnya.
Selanjutnya adalah kelancaran. Untuk kelancaran, dia bekerja sama dengan sekretaris pribadi Luhut. Mereka secara aktif berkoordinasi dari sebelum, selama, dan sesudah kegiatan.
"Kalau ada kendala yang tim-tim Bapak itu koordinasi dengan kita, kalau ada yang harus langsung disampaikan ke bapak harus kita langsung ke Bapak," ucapnya.
Editor: Faieq Hidayat