Cerita Prajurit TNI UNIFIL Terkena Serangan Tank Israel di Lebanon
JAKARTA, iNews.id - Prajurit TNI yang tergabung dalam Satgas Kontingen Garuda United Nations Interim Force in Lebanon (UNIFIL) menceritakan pengalamannya saat berjaga di perbatasan Lebanon. Pratu Marinir Egy Arifianto bersama rekannya, Praka Nofrian Syahputra menjadi korban serangan merkava (tank) Israel.
Egy mengatakan, eskalasi antara tentara Israel dan Hizbullah meningkat pada 10 Oktober 2024. Sejak pagi, dua tank Isreal telah keluar dari blue line (garis biru).
"Setelah dua merkava tersebut keluar dari Israel, dari tembok Blue Line tersebut, kami melaporkan kepada satuan atas. Dari satuan atas agar kami tetap memonitoring dari pergerakan Merkava tersebut. Kemudian jam satu siang, dua merkava kembali keluar dari tembok Blue Line yang sudah dijebol. Total empat merkava stand by di depan tembok blue line tersebut," kata Egy di Mabes TNI, Cilangkap Jakarta Timur, Kamis (24/4/2025).
Dia menyampaikan ketegangan antara Hizbullah dan Israel semakin meningkat hingga akhirnya saling melakukan serangan. Di balik ketegangan itu, dia tetap melakukan monitoring agar tak terjadi pelanggaran di wilayah sektor Naqoura.
"Disusul dengan tembakan artileri dan airstrike dari pihak Israel kemudian dari Hizbullah melaksanakan membalas dengan tembakan artileri atau pun tembakan ringan sebagainya," ujarnya.
Dia menyebut, tempatnya berjaga sempat terkena impact akibat serangan antarkedua pihak pada malam hari. Lalu puncaknya pada dini hari ketika serangan tank Israel mengenai lantai dua tower pengamatan tempat Egy berjaga.
"Pukul 04.00 pagi kami terkena luncuran atau sebelumnya kami melihat laser, kami lihat itu merkava yang membidik ke arah kami. Setelah itu kami laporkan dan tidak lama kemudian kami sedang melaporkan ada luncuran dari dua merkava yang mendekat ke arah kami, dan kemudian mengenai tugu yang kami jaga atau tower yang kami jaga tepatnya di lantai dua," tuturnya.
Dia yang sedang melakukan dinas jaga di lantai empat terpental akibat serangan yang mengarah ke lantai dua tersebut. Dia sempat tidak sadarkan diri, namun akhirnya berhasil bangkit untuk melakukan evakuasi mandiri.
Sementara itu, Praka Nofrian Syahputra menceritakan evakuasi mandiri yang dilakukan sempat terhenti karena bangunan di lantai 2 hancur akibat serangan tersebut. Mereka pun harus meloncat dari lantai tiga untuk menyelamatkan diri.
"Pratu Eggy melompat dari lantai tiga ke lantai dua karena tidak ada tangga lagi, lalu dia langsung melompat dari lantai dua ke lantai satu, dan saya masih berada di lantai tiga dan saya turun ke bawah ke lantai dua," kata dia.
Setelah berhasil keluar dari pos pantau, mereka mencoba mencari bunker untuk mengamankan diri. Beruntung sebelum menemukan bunker, keduanya langsung dievakuasi oleh tim yang berjaga.
"Sebelum kami mencapai bunker terdekat, tim evakuasi telah datang menjemput kami dengan menggunakan kendaraan lapis baja.Lalu kami dievakuasi ke hospital (rumah sakit)," pungkasnya.
Editor: Rizky Agustian