Charta Politika: Sosok Hary Tanoesoedibjo Alasan Publik Pilih Perindo

JAKARTA, iNews.id - Direktur Riset Charta Politika, Muslimin mengungkapkan, sosok Ketua Umum Hary Tanoesoedibjo (HT) menjadi alasan utama publik memilih Partai Perindo dalam kontestasi pemilihan legislatif (Pileg) 2019.

Hal itu terungkap dalam survei Charta Politika terbaru tentang tingkat kemantapan pilihan masyarakat terhadap partai politik. Dia menilai, sebagian besar partai politik sudah cukup tinggi untuk aspek ini. Angkanya sudah mencapai 60 persen.

Baca Juga

Eks Bos NATO: Sekutu Tak Akan Kirim Tentara ke Ukraina karena Bisa Perang Dunia III dengan Rusia

Dalam surveinya itu, Charta Politika membedah lebih jauh satu per satu alasan masyarakat memilih partai politiknya. Salah satunya, partai berlambang burung Rajawali tersebut.

Hasilnya, 67,5 persen masyarakat menyatakan sudah mantap memilih Perindo. Alasan utamanya karena sosok ketua umumnya Hary Tanoesoedibjo.

Baca Juga

Tingkat Pengenalan HT Faktor Utama Keunggulan Partai Perindo

"Sebanyak 17,5 persen publik memilih partai Perindo karena tertarik dengan figur Hary Tanoesoedibjo yang juga ketua umum Partai Perindo," kata Muslimin, saat merilis hasil surveinya, di Jakarta Selatan, Kamis (4/4/2019).

Baca Juga

Pengamat: Kampanye lewat Aksi Nyata, Perindo Efektif Raih Suara Rakyat

Kemudian, alasan selanjutnya memilih partai Perindo karena tertarik dengan program-programnya. Untuk diketahui, Partai Perindo sendiri memiliki berbagai program yang langsung bersentuhan dengan masyarakat. Mulai dari kegiatan pengasapan (fogging), Bazar sembako murah, hingga program kesehatan mata bagi lansia.

"Alasan lainnya memilih partai Perindo itu karena tertarik program partai dan karena mengusung capres dan cawapres Joko Widodo dan KH Ma'ruf Amin, itu angkanya 10 persen," katanya.

Untuk diketahui, Survei Charta Politika Indonesia ini dilakukan pada 19-25 Maret 2019 yang dilakukan dengan metode wawancara tatap muka. Jumlah responden dari 34 Provinsi di Indonesia. Dengan margin of error 2,19 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.

Editor: Djibril Muhammad