Chauvinisme: Pengertian, Sejarah, Dampak dan Contohnya
JAKARTA, iNews.id - Chauvinisme adalah suatu paham yang sempat berkembang di beberapa negara. Nah, agar semakin paham, ketahui pengertian lengkap, sejarah dan contohnya di sini.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah chauvinisme adalah sikap atau cinta kepada Tanah Air yang sangat berlebihan. Sehingga chauvinisme dikenal juga dengan yang berlebihan atau menunjukkan loyalitas atau ikatan dengan kelompok, namun juga mencakup kebencian terhadap kelompok lain.
Adapun arti chauvinisme ini dapat didefinisikan sebagai bentuk rasa cinta, bangga, loyalitas, fanatisme, dan kesetiaan terhadap negara dengan cara mengagungkan bangsa sendiri dan merendahkan bangsa lainnya.Negara-negara yang pernah menerapkan paham ini, yakni Jerman, Italia, dan Jepang.
Chauvinisme saat perang dunia dikembangkan oleh negara Jerman. Pascaperang dunia I, Jerman yang merupakan pihak yang kalah dalam perang harus menyerahkan beberapa koloninya kepada pihak yang menang dan kembali ke Tanah Airnya.
Hal tersebut memberikan peluang berkembangnya kepentingan-kepentingan politik baru. Kepentingan politik baru tersebut kemudian melahirkan paham-paham baru, seperti kediktatoran nasionalisme.
Adapun paham chauvinisme yang berkembang setelah ini karena nasionalisme yang berlebihan dan memandang orang lain lebih rendah. Akibatnya, muncul rasa keangkuhan budaya.
Paham kediktatoran dan chauvinisme di Eropa bangkit melawan paham nazisme di Jerman di bawah pemerintahan Adolf Hitler. Kemudian, fasisme di Italia di bawah pimpinan Mussolini, paham kediktatoran di Rusia di bawah pimpinan Joseph Stalin, serta paham imperialisme di negara-negara Eropa.
Sekian artikel mengenai chauvinisme. Untuk itu, kita bisa lebih bijak lagi menghargai adanya perbedaan di tengah masyarakat ya!
Editor: Puti Aini Yasmin