Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Eks Dirut ASDP Ira Puspadewi Divonis 4,5 Tahun meski Tak Terima Keuntungan, Kok Bisa?
Advertisement . Scroll to see content

Contoh Konflik Vertikal di Indonesia Berikut Pengertiannya

Selasa, 30 Januari 2024 - 22:46:00 WIB
Contoh Konflik Vertikal di Indonesia Berikut Pengertiannya
Contoh Konflik Vertikal di Indonesia. OPM dan KKB di Papua diusulkan sebagai organisasi teroris. (Foto: Istimewa).
Advertisement . Scroll to see content

JAKARTA, iNews.id - Contoh konflik vertikal di Indonesia dalam artikel ini patut Anda ketahui. Konflik vertikal, bagaikan luka lama di tubuh Indonesia. Pertikaian antara pihak yang berbeda tingkatan, baik dalam struktur organisasi maupun hierarki sosial, terus mewarnai perjalanan bangsa. 

Dari pergolakan buruh dan pengusaha, hingga ketegangan rakyat dan pemerintah, konflik vertikal bagaikan bom waktu yang siap meledak kapan saja.

Pengertian Konflik Vertikal

Konflik vertikal adalah perselisihan yang terjadi antara pihak-pihak dengan tingkat kekuasaan dan kewenangan berbeda. Menurut buku "Sosiologi: Menyelami Fenomena Sosial di Masyarakat" oleh Bagja Waluya (2007), konflik ini sering kali muncul akibat ketimpangan struktur dan distribusi sumber daya.

Contoh Konflik Vertikal di Indonesia

1. Penembakan Mahasiswa Trisakti Tahun 1998

Penembakan mahasiswa Trisakti adalah peristiwa yang terjadi pada tanggal 12 Mei 1998, ketika aparat keamanan menembak mati empat mahasiswa Universitas Trisakti yang sedang melakukan demonstrasi damai menuntut reformasi politik dan ekonomi di era Orde Baru. 

Peristiwa ini memicu kemarahan dan kesedihan masyarakat luas, yang kemudian meluas menjadi kerusuhan besar-besaran di berbagai kota di Indonesia. Penembakan mahasiswa Trisakti menjadi salah satu faktor yang menyebabkan jatuhnya rezim Orde Baru dan mundurnya Presiden Soeharto.

2. Konflik Maluku

Konflik Maluku adalah konflik antara kelompok Muslim dan Kristen yang terjadi di provinsi Maluku dan Maluku Utara sejak tahun 1999 hingga 2002. Konflik ini dipicu oleh perselisihan antara dua orang pemuda yang berbeda agama di Kota Ambon pada tanggal 19 Januari 1999. 

Konflik ini kemudian meluas menjadi konflik etnis, politik, dan ekonomi yang melibatkan berbagai kelompok masyarakat, milisi, dan aparat keamanan. Konflik Maluku menelan ribuan korban jiwa, jutaan pengungsi, dan kerugian materi yang besar. Konflik Maluku berakhir dengan ditandatanganinya Perjanjian Malino II pada tahun 2002, yang mengakhiri permusuhan dan mengembalikan perdamaian di Maluku.

3. Gerakan Separatisme

Gerakan Aceh Merdeka (GAM) dan Organisasi Papua Merdeka (OPM) merupakan contoh konflik vertikal antara rakyat dan pemerintah yang berakar pada sejarah dan politik. OPM adalah organisasi yang berjuang untuk memisahkan Papua dari Indonesia. OPM didirikan pada tahun 1965 sebagai bentuk penolakan terhadap hasil Pepera (Penentuan Pendapat Rakyat) tahun 1969 yang menetapkan Papua sebagai bagian dari Indonesia. 

OPM melakukan berbagai aksi perlawanan, seperti pemberontakan bersenjata, penculikan, pembunuhan, dan pengibaran bendera Bintang Kejora3. Konflik antara OPM dan pemerintah Indonesia telah menimbulkan banyak korban jiwa, pelanggaran hak asasi manusia, dan kerusakan lingkungan.

Konflik Aceh adalah konflik bersenjata yang terjadi antara pemerintah Indonesia dan Gerakan Aceh Merdeka (GAM) yang berlangsung sejak tahun 1976 hingga 2005. GAM adalah organisasi yang menuntut kemerdekaan Aceh dari Indonesia, dengan alasan sejarah, budaya, dan agama yang berbeda. Konflik Aceh mencapai puncaknya pada tahun 2003, ketika pemerintah Indonesia memberlakukan darurat militer di Aceh dan melancarkan operasi militer besar-besaran untuk membasmi GAM. Konflik Aceh berakhir dengan ditandatanganinya Memorandum of Understanding (MoU) antara pemerintah Indonesia dan GAM pada tahun 2005, yang menghasilkan kesepakatan damai dan otonomi khusus bagi Aceh.

Dampak Konflik Vertikal

Konflik vertikal dapat membawa dampak negatif yang signifikan bagi masyarakat dan negara. Kerugian ekonomi, kerusakan infrastruktur, dan jatuhnya korban jiwa menjadi kenyataan pahit yang harus ditanggung.

Solusi Mengatasi Konflik Vertikal

Upaya pencegahan dan penyelesaian konflik vertikal menjadi tanggung jawab bersama. Pemerintah perlu mengedepankan dialog dan kebijakan yang adil, pengusaha harus menghormati hak-hak buruh, dan masyarakat perlu mengekspresikan aspirasi dengan cara damai.

Kesimpulan

Konflik vertikal adalah tantangan besar bagi Indonesia. Upaya preventif dan solutif harus terus diupayakan agar luka lama tidak semakin menganga dan masa depan bangsa tidak terhambat oleh pertikaian.

Demikianlah contoh konflik vertikal di Indonesia. Semoga konflik vertikal di Indonesia ke depan tidak terjadi lagi.

Editor: Komaruddin Bagja

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut