Contoh Puisi Rakyat Pantun, Gurindam, dan Syair
JAKARTA, iNews.id - Contoh puisi rakyat pantun, gurindam, dan syair. Puisi rakyat adalah warisan budaya yang perlu dijaga dan dikembangkan. Puisi rakyat terdiri dari berbagai jenis, yang masing-masing memiliki ciri khasnya.
Generasi muda masa kini mungkin lebih mengenal pantun, tetapi ada beberapa jenis lain yang juga perlu dipelajari, seperti gurindam dan syair.
Berbagai jenis puisi rakyat ini juga memiliki pesan yang terkandung di dalamnya. Melansir dari laman resmi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), puisi rakyat ini memiliki nilai pesan moral, agama, dan budi pekerti.
Mengutip dari berbagai sumber, Selasa (28/11/2023) berikut contoh puisi rakyat pantun, gurindam, dan syair.
1. Air surut memungut bayam
Sayur diisi ke dalam kantung
Jangan diikuti tabiat ayam
Bertelur sebiji riuh sekampung
2. Baik bergalas baik tidak
Buli buli bertali tenang
Baik berbalas baik tidak
Asal budi sama dikenang
3. Ikan nila dimakan berang-berang
Katak hijau melompat ke kiri
Jika berada di rantau orang
Baik-baik membawa diri
4. Enak rasanya bubur yang hangat
Enak dimakan bersama kerupuk
Hidup memang harus semangat
Janganlah mudah kita terpuruk
5. Fatamorgana ternyata semu
Namun indahnya tiada terkira
Patuhilah selalu nasihat ibumu
Agar hidupmu tidak sengsara
6. Beli masi ke tempat Mbak Lulu
Beli pensil ke toko Cak Mamat
Sebaiknya kau pikir dahulu
Demi keputusan yang tepat
7. Penghasil batik di Yogyakarta
Penghasil ulos Sumatera Utara
Kalau kamu memiliki cita-cita
Hendaklah mau sedikit sengsara
8. Buanglah sampah pada tempatnya
Jangan membuang di tengah jalan
Kalau kita tidak mau bertanya
Tidak bisa mencapai semua harapan.
9. Membeli buku di daerah pecinan
Membeli buku lebih dari satu
Janganlah menunda pekerjaan
Hindari menyia-nyiakan waktu
10. Di Bengkulu tumbuh bunga raflesia
Bunga unik tanpa duri
Alangkah indahnya alam Indonesia
Marilah kita jaga agar lestari
1. Jika hendak mengenal orang mulia,
lihatlah kepada kelakuan dia.
2. Jika hendak mengenal orang yang berilmu,
bertanya dan belajar tiadalah jemu.
3. Jika hendak mengenal orang yang berakal,
di dalam dunia mengambil bekal.
4. Mengumpat dan memuji hendaklah pikir,
di situlah banyak orang yang tergelincir.
5. Apabila dengki sudah bertanah,
datanglah darinya beberapa anak panah.
6. Pekerjaan marah jangan dibela,
nanti hilang akal di kepala.
7. Jagalah hati jagalah lisan,
agar kau tidak hidup dalam penyesalan.
8. Sayangilah orang tua dengan sepenuh hati,
itulah cara menunjukan bakti.
9. Masa lalu biarlah berlalu,
masa depan teruslah kau pacu.
10. Apabila kelakuan baik berbudi,
hidup menjadi indah tak akan merugi.
1. Syair Perahu karya Hamzah Fansuri
Inilah gerangan suatu madah
Mengarangkan syair terlalu indah
Membetuli jalan tempat berpindah
Di sanalah iktikat diperbetuli sudah
Wahai muda kenali dirimu
Ialah perahu tamsil hidupmu
Tiadalah berapa lama hidupmu
Ke akhirat jua kekal hidupmu
Hai muda arif budiman
Hasilkan kemudi dengan pedoman
Alat perahumu jua kerjakan
Itulah jalan membetuli insan
Perteguh jua alat perahumu
Hasilkan bekal air dan kayu
Dayung pengayuh taruh di situ
Supaya laju perahumu itu
Sudahlah hasil kayu dan ayar
Angkatlah pula sauh dan layar
Pada beras bekal jantanlah taksir
Niscaya sempurna jalan yang kabir
2. Syair Burung Nuri karya Sultan Badaroedin
Paksi Simbangan konon namanya
Cantik dan manis sekalian lakunya
Matanya intan cemerlang cahayanya
Paruhnya gemala tiada taranya
Terbangnya Simbangan berperi-peri
Lintas di Kampung Bayan Johari
Terlihatlah kepada putrinya Nuri
Mukanya cemerlang manis berseri
Simbangan mengerling ke atas geta
Samalah sama berjumpa mata
Berkobaran arwah leburlah cinta
Letih dan lesu rasa anggauta
3. Syair Bidadari Lahir
Dengarlah kisah suatu riwayat
Raja di desa negeri Kembayat
Dikarang fakir dijadikan hikayat
Dibuatkan syair serta berniat
Adalah raja sebuah negeri
Sultan Agus bijak bestari
Asalnya baginda raja yang bahari
Melimpahkan pada dagang biaperi
Kabarnya orang empunya termasa
Baginda itulah raja perkasa
Tiadalah ia merasa susah
Entahlah kepada esok dan lusa.
4. Syair Negaradipa
Bermula kisah kita mulai
Zaman dahulu zaman bahari
Asal mulanya sebuah negeri
Timbulnya kerajaan Raja di Candi
Kerajaan bernama Negara Dipa
Raja pertama Empu Jatmika
Putra tunggal Mangkubumi dengan Sitira
Asal Negeri Keling di Tanah Jawa
Mangkubumi saudagar kaya
Kerabat raja yang bijaksana
Berputera seorang elok rupanya
Empu Jatmika konon namanya
5. Syair Burung Pungguk
Pertama mula pungguk merindu,
Berbunyilah guruh mendayu-dayu
Hatinya rawan bercampur pilu
Seperti dihiris dengan sembilu.
Pungguk bermadah seraya merawan
'wahai bulan terbitlah tuan,
Gundahkun tidak berketahuan,
Keluarlah bulan tercelah awan,
Sebuah tilam kita berdadu,
Mendengarkan pungguk merindu,
Suaranya halus tersedu-sedu,
Laksana orang berahikan jodoh.
Demikianlah contoh puisi rakyat pantun, gurindam, dan syair.
Editor: Komaruddin Bagja