Contoh Soal USBN Bahasa Indonesia Kelas 12, Lengkap dengan Jawabannya
JAKARTA, iNews.id - Contoh soal USBN Bahasa Indonesia kelas 12 berikut bisa dikerjakan. Terdapat kunci jawaban di masing-masing soal untuk memudahkan pemahaman.
Dilansir dari laman resmi Disdikpora Kabupaten Kulon Progo, Senin (12/2/2024), Ujian Sekolah Berstandar Nasional (USBN) adalah ujian sekolah yang disusun oleh Tim Penyusun Soal tingkat Kabupaten dari kisi-kisi standar evaluasi yang diberikan oleh pemerintah pusat.
Seperti pada tahun sebelumnya, mata pelajaran yang diujikan dalam Ujian Nasional yaitu Matematika, Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris. Karena menjadi salah satu penentu kelulusan bagi siswa kelas 12, maka berbagai persiapan matang harus dilakukan. Salah satu persiapan yang harus dilakukan adalah dengan latihan soal agar para siswa dapat lebih memahami materi yang diujikan dan meningkatkan kemampuannya dalam menjawab soal-soal USBN.
Adapun 10 contoh soal USBN Bahasa Indonesia kelas 12, yang dilansir iNews.id dari berbagai sumber adalah sebagai berikut.
1. Bacalah penggalan novel berikut!
Betapa kecewanya Aminudin ketika tahu bahwa gadis yang dipinangkan oleh ayahnyaternyata bukan Mariamin. Namun, agar ayahnya tidak malu, Aminudin terpaksamenerima gadis itu. Tahu Aminudin dijodohkan dengan gadis lain, Mariamin pingsandan jatuh sakit hingga beberapa hari. Setelah Aminudin menikah hidupnya bukannyamenjadi senang, bahkan makin menderita hingga akhirnya meninggal.
Berdasarkan temanya, cuplikan cerita di atas termasuk karya sastra periode....
A. 1920-an (Balai Pustaka)
B. 1930-an (Pujangga Baru)
C. 1945 (Angkatan 45)
D. 1966
E. 1970-an
Jawaban: E
2. Cermati Kutipan Cerita berikut!
Hari bergulir ke Maghrib. Dan si nenek masih saja di tempat semula, nyaris tak beranjak, memunguti dedaunan yang selalu saja berguguran di halaman. Tubuh tuanyayang kusut basah oleh keringat. Napasnya terengah-engah. Ketiga orang itu tak bisa berbuat lain, kecuali menjaganya. Ketika maghrib tiba, dan orang-orang melakukansembahyang, si nenek masih saja memunguti dedaunan. ”Siapa dia?” bisik salah seorang jemaah kepada temannya, ketika merekameninggalkan masjid. Tentu saja tak ada jawaban, selain ”entah”. ”Nek, istirahatlah… ini sudah malam.” ”Kalau Bapak mau pulang, silakan saja… biarkan saya di sini dan melakukanini semua.” ”Nek, mengapa nenek menyiksa diri seperti ini?” ”Tidak. Saya tidak menyiksa diri. Ini… mungkin bahkan belum cukup untuk sebuah ampunan,” ucapnya sambil menghapus air matanya.
Haji Brahim terdiam. Mencoba mereka-reka apa yang telah diperbuat si nenek di masa lalunya. Lama setelah kisah itu sampai kepadaku, aku tercenung. Rupanya, menurut Haji Brahim kepadaku, nenek itu hadir mungkin sebagai contoh. ”Mungkin juga diamemang berdosa besar—sesuai pengakuannya kepada saya,” ucap Haji Brahimkepadaku beberapa waktu lalu. ”Dan… dia melakukan semacam istighfar denganmengumpulkan sebanyak mungkin daun yang ada di halaman, mungkin begitu… sayatak yakin. Yang jelas, mata kami jadi terbuka. Sekarang masjid kami cukup ramai.”Pasti banyak yang mau menyapu halaman,” godaku. ”Iya… ha-ha-ha… benar.” ”Memangnya bisa begitu, Ji?” ”Maksudnya, ampunan Allah? Ya, saya yakin bisa saja. Allah MahaBerkehendak, apa pun jika Dia berkenan, masak tidak dikabulkan?” ucap Haji Brahimtenang. Aku terdiam. Kubayangkan dedaunan itu, yang jumlahnya mungkin ribuan helai itu,melayang ke hadirat Allah, membawa goresan permohonan ampun. Shalawat Dedaunan karya Yanusa Nugroho.
Mengapa nenek tua itu bersikeras ingin membersihkan halaman masjid dengan mengambil daun yang berguguran satu per satu?
A. Karena ingin memberikan pelajaran kepada pengurus masjid agar mereka membersihkan halaman masjid.
B. Karena ingin melakukan perbuatan baik untuk sesama yang ada di sekitarnya.
C. Karena melakukan istighfar untuk memohon ampunan dari Allah atas dosa-dosanya.
D. Karena nenek itu seorang yang sangat berdosa kepada Allah.
E. Karena ingin menyiksa diri untuk melupakan kesedihan akibat dosa-dosanya.
Jawaban: C
3. Perhatikan cuplikan karya sastra berikut ini
Menitik air mata anak sunatan itu ketika jarum bius yang pertama menusuk kulit yang segera akan dipotong. Lambat-lambat obat bius yang didesakkan dokter spesialis daridalam tabung injeksi menggembung di sana. Dan anak sunatan itu menggigit bibir bawahnya, mencoba menahan sakit yang perih, sementara dagunya ditarik ke atasoleh pakciknya, agar ia tidak melihat kecekatan tangan dokter spesialis itu menukar-nukar alat bedah yang sudah begitu sering dipraktikkan. Kemudian kecemasan makin jelas tergores di wajah anak sunatan itu. Ia mulai gelisah. Di sekeliling pembaringan ─ dalam cemas yang mendalam─ satu rumpun keluargaanak sunatan itu terus menancapkan mata mereka kearah yang sama; keseluruhannyatidak beda sebuah lingkaran di mana dokter anak lelaki itu sebagai sumbu. Mereka semua masih bermata redup. Kelelahan semalam suntuk melayani tetamu yang membanjiri tiga teratak di depan rumah, belum hilang dalam masa sesingkat itu.
Panggilan Rasul Karya: Hamzad Rangkuti
Hal yang menjadi standar budaya dari cuplikan karya sastra di atas adalah ...
A. Menitikkan air mata ketika merasa sakit.
B. Adanya sunatan bagi anak lelaki.
C. Tukar-menukar alat bedah.
D. Satu rumpun keluarga menyaksikan sunatan.
E. Membentuk lingkaran dengan satu sumbu.
Jawaban: B
4. Hal yang jelas berbeda dari sastra Indonesia dan sastra terjemahan adalah ...
A. Pada sastra terjemahan unsur ekstrinsiknya kehidupan di luar negeri.
B. Gaya bahasa sastra terjemahan sangat bergantung pada naskah aslinya.
C. Terdapat percampuran bahasa pada sastra Indonesia.
D. Nama pengarang sastra Indonesia lebih dikenal.
E. Tidak ada perbedaanu nsur intrinsic pada naskah terjemahan.
Jawaban: B
5. Bacalah dengan saksama kutipan cerpen berikut!Aku masuk ke kantor dan bersalaman dengan seorang lelaki yang tersenyum-senyum yang bernama Pak Bleancher. Pakaiannya lebih rapih ketimbang aku.Selanjutnya ia membuka-buka tumpukkan kertas seperti menata kue serabi. Saya yakin Anda akan puas dengannya”, katanya “Dia telah kami pilih sesuai dengan persyaratan komputer. Tidak ada yang melebihinya dari seratus sepuluh juta wanitayang memenuhi syarat di Amerika Serikat. Kami memilah berdasarkan suku, agama,etnik, dan latar belakang regional. (Jodoh yang Sempurna) Nilai budaya yang tidak sesuai dengan nilai budaya Indonesia dalam kutipan cerpen tersebut adalah....
A. mencari jodoh sesuai keinginan sendiri
B. pemilihan jodoh dengan komputer
C. menentukan jodoh berdasarkan agama
D. memilih jodoh berdasarka suku bangsa
E. memilih jodoh sesuai etnik
Jawaban: B
6. Cermati Kutipan Berikut!
Situasi politik sangat berpengaruh terhadap dunia sastra Indonesia. Tahun 1945 adalahtahun kemerdekaan Indonesia. Kesengsaraan karena hidup dalam masa penjajahansangat membekas dalam jiwa rakyat Indonesia, terutama kaum sastrawan.Pemberontakan terhadap gaya lama sebagi bentuk kebebasan juga muncul dalamdunia prosa Indonesia Angkatan ’45.
Tokoh prosais yang membawa gaya baru dalam dunia prosa Indonesia dengan karyanya yang sangat terkenal adalah ....
A. Suman Hs. – Mencari Pencuri Anak Perawan
B. Achdiat K. Mihardja – Atheis
C. Idrus – Dari Ave Maria ke Jalan Lain ke Roma
D. Chairil Anwar – Deru Campur Debu
E. Trisno Sumardjo – Kata Hati dan Perbuatan
Jawaban: C
7. Bacalah Kutipan Berikut dengan Saksama!
“Mau jenang, Mbok?” Hari itu Sabtu Legi, weton saya. Weton adalah hari kelahiran menurut perhitungan kalender Jawa. Dan, Sutini membuat bubur tujuh rupa agar saya tidak bikin gara-gara. Saya belum makan bagian kesukaan saya, yang separo putih gurih dan separo manisgula merah. Tapi saya biarkan Mbok Jimah makan sepiring yang saya sodorkan begitu pantatnya menyentuh ubin. Saya ingin ia menghabiskan dan pergi.
“Terima kasih, Ndoro …” ia bergumam, lebih seperti menggerutu ketimbang bersyukur.
Watak tokoh “saya” dalam kutipan di atas adalah ....
A. egois
B. penyayang
C. penurut
D. suka berbagi
E. tidak bersyukur
Jawaban: D
8. Cermati penggalan cerpen berikut!Masih dalam balutan baju kerja, aku tersungkur ke pangkuan Mbok Nah yang sedangmenonton TV menungguku pulang kantor sore ini. Sejak undangan cantik berwarnahijau itu diantar ke kantorku tadi pagi, tujuh puluh konsentrasiku hilang. Dan, puncaknya aku tak tahan lagi menahan ekspresi wajahku di depan teman-temankukalau aku sedang galau. Tangisku meledak dan Si Mbok Nah membiarkan akumenangis. “Muga-muga Den Larasdiparingi (diberi) ikhlas.” Sambil lengannya mengelus-elus punggungku.
Latar waktu dan tempat dalam penggalan cerpen tersebut adalah ....
A. pagi di ruang TV
B. pagi di rumah
C. sore di rumah
D. siang di rumah
E. siang di ruang TV
Jawaban: C
9. Cermati Kutipan Cerita Berikut!
Wanita itu menangis. Mestinya aku terharu. Mestinya. Setidaknya aku bisa terharu kalau membaca roman picisan yang dijual di pinggir jalan. Tapi menjadi terharu tidak baik untuk seorang petugas seperti aku. Aku harus mencatat dengan rinci, objektif, deskriptif, masih ditambah mencari tahu jangan-jangan ada maksudlain di belakangnya. Aku tidak boleh langsung percaya, aku harus curiga, sibuk menduga kemungkinan, sibuk menjebak, memancing, dan membuatnya lelah supayacepat mengaku apa maksud yang sebenarnya. Jangan terlalu cepat percaya kepada perasaan. Perasaan bisa menipu. Perasan itu subjektif. Sedangkan aku bukan subjek disini. Aku cuma alat. Aku cuma robot. Aku hanya petugas yang membuat laporan, dan sebuah laporan harus sangat terinci bukan?
“Clara” karya Seno Gumira Ajidarma.
Watak tokoh “aku” dalam kutipan cerpen di atas adalah ....
A. Mudah sekali terharu
B. Tegas dan disiplin
C. Tidak punya pendirian
D. Tidak mudah percaya
E. Bertanggung jawab
Jawaban: C
10. Cermati Kutipan Berikut!
Saat ini sering kali sulit bagi kita untuk menentukan kebenaran sebuah berita. Banyak sekali berita tidak benar yang beredar apalagi di media massa (hoax). Sering kitamenjadi tidak sabar dan tersulut emosi dengan situasi tersebut. Apalagi kalau berita tersebut menyangkut diri kita. Kebesaran hati, kesabaran, dan ketenangan sangatdibutuhkan agar kita tetap bisa berkepala dingin.Gurindam yang tepat untuk melambangkan peristiwa tersebut adalah ....
A. Bersungguh-sungguh engkau memeliharakan tangan, daripada segala berat dan ringan.
B. Hati itu kerajaan di dalam tubuh. Jikalau lalim segala anggota pun rubuh.
C. Keaiban orang jangan dibuka.Keaiban sendiri hendaklah sangka.
D. Apabila menerima kabar Menerimanya itu hendaklah sabar.
E. Apabila banyak berkata-kataDi situlah jalan masuknya dusta.
Jawaban: D
Itulah 10 contoh soal USBN Bahasa Indonesia kelas 12. Selamat mengerjakan.
Editor: Komaruddin Bagja