Contoh Teks Editorial tentang Pendidikan
JAKARTA, iNews.id – Lima contoh teks editorial tentang pendidikan akan dijabarkan dalam artikel ini. Teks editorial adalah teks yang berisi tentang pemikiran atau opini tim redaksi media massa terhadap suatu isu, peristiwa, atau masalah.
Meskipun berisi opini, di dalamnya mengandung fakta dan data sebagai pendukung opini tersebut.
Teks editorial juga biasa disebut sebagai tajuk rencana ini bisa mengomentari berbagai sektor dalam kehidupan, seperti misalnya mengenai ekonomi, kebijakan, hukum, politik, termasuk juga soal pendidikan dan sektor lainnya.
Dalam artikel ini, akan dijabarkan lima contoh teks editorial tentang pendidikan, yang dikutip dan disempurnakan dari berbagai sumber, Kamis (5/10/2023).
1. Contoh Teks Editorial tentang Pendidikan – Peningkatan Mutu Pendidikan
Pendidikan yang berkualitas menjadi sangat penting agar suatu negara dapat sejajar dengan negara maju. Namun, kenyataannya pendidikan di tanah air belum sebanding dengan pendidikan yang ada di negara maju.
Setiap lembaga pendidikan perlu mencetak lulusan yang berkualitas. Hal tersebut menjadi antisipasi terhadap perubahan dan tantangan yang harus dihadapi oleh setiap orang dalam menjalani kehidupan. Peningkatan kualitas pendidikan perlu dilakukan dengan upaya yang serius untuk menjawab persoalan yang dihadapi di masa depan.
Agar dapat memperoleh pendidikan yang bermutu, maka setiap lembaga pendidikan perlu memberikan dukungan kepada setiap peserta didik.
Beberapa tantangan yang akan dihadapi diantaranya kemajuan IPTEK, globalisasi, dan tenaga ahli yang mumpuni.
Namun saat ini, semua sudah lebih mudah dengan adanya teknologi seperti internet. Dengan internet, materi belajar dapat dicari dengan mudah. Hal itu juga menjadikan guru bukanlah satu-satunya sumber ilmu. Peran guru pun sudah bergeser menjadi motivator, dinamisator, dan motivator.
Peran guru masih sangat penting dan tidak tergantikan untuk memberikan pendidikan terbaik. Oleh karena itu, sistem pendidikan yang ada di lembaga pendidikan juga perlu ditingkatkan untuk memberikan kualitas terbaik terhadap pendidikan di Indonesia.
2. Contoh Teks Editorial tentang Pendidikan – Revolusi Mental Pendidikan
Pendidikan di Indonesia dapat dikatakan masih jauh tertinggal apabila dibandingkan dengan negara-negara lain, bahkan dengan negara tetangga seperti Malaysia, Singapura dan Thailand, mengapa hal ini terjadi?
Revolusi mental yang pernah disuarakan oleh Pemerintah seharusnya bukan hanya isapan jempol semata melainkan harus benar-benar diimplementasikan dan dihayati oleh berbagai pihak. Sebab, hal tersebut merupakan beban dan tanggung jawab yang harus dilakukan demi generasi lebih baik.
Dalam memajukan pendidikan pemerintah tidak bisa hanya mengandalkan satu pihak saja, akan tetapi harus dapat merangkul berbagai pihak demi terwujudnya pendidikan yang baik. Dukungan ekonomi akan memperkuat pendidikan, sehingga mau tidak mau pemerintah haruslah menganggarkan dana yang tidak sedikit.
Berbicara mengenai pendidikan di Indonesia yang tidak kunjung baik, bahkan dapat dikatakan mengalami kemunduran, hal tersebut sebenarnya disebabkan oleh beberapa faktor, diantaranya persoalan kesejahteraan pengajar, fasilitas, anggapan masyarakat akan pendidikan itu sendiri serta mental korupsi yang telah mengakar di dalam tubuh pemerintah.
Seperti yang kita ketahui bersama, pemerintah sejauh ini telah mengalokasikan APBD sebesar 20 persen, akan tetapi dananya tidak benar-benar untuk pendidikan secara keseluruhan.
Rasanya sudah menjadi rahasia umum, dana yang dianggarkan oleh pemerintah banyak merembes di perjalanan, bahkan oleh pihak dinas dan sekolah terkait.
Uang yang seharusnya digunakan untuk kepentingan meningkatkan kualitas Sekolah, nyatanya digunakan untuk keperluan pribadi dan kelompok. Barangkali hal tersebut sangat berbanding terbalik dengan kehidupan pendidik di masa lalu, mereka harus berkeringat, berjuang dan bahkan rela untuk tidak mendapatkan bayaran.
Pendidikan yang kunjung tidak maju diperparah juga oleh kondisi masyarakat yang seakan tidak peduli akan hal ini. Seharusnya pendidikan yang baik dimulai dari keluarga, jangan sampai ketika seorang anak berhenti sekolah, berhenti pula pendidikannya.
Apabila ditelaah lebih mendalam mengenai makna dari pendidikan, kita akan menemukan bahwa mendidik tidak sama mengajar, itu artinya pendidikan tidak selalu harus berkaitan dengan sekolah.
Pendidikan ada tidak hanya untuk membuat anak pintar dan cerdas saja, namun lebih daripada itu supaya anak memiliki akhlak yang baik serta berbudaya.
3. Contoh Teks Editorial tentang Pendidikan – Peningkatan Mutu Pendidikan
Pendidikan menjadi salah satu kebutuhan manusia untuk memiliki ilmu pengetahuan dan menjadi salah satu tanda dari kemajuan suatu negara.
Pendidikan yang berkualitas menjadi sangat penting agar suatu negara dapat sejajar dengan negara maju. Namun, kenyataannya pendidikan di Tanah Air belum sebanding dengan pendidikan yang ada di negara maju.
Setiap lembaga pendidikan perlu mencetak lulusan yang berkualitas. Hal tersebut menjadi antisipasi terhadap perubahan dan tantangan yang harus dihadapi oleh setiap orang dalam menjalani kehidupan.
Peningkatan kualitas pendidikan perlu dilakukan dengan upaya yang serius untuk menjawab persoalan yang dihadapi di masa depan.
Agar dapat memperoleh pendidikan yang bermutu, maka setiap lembaga pendidikan perlu memberikan dukungan kepada setiap peserta didik. Beberapa tantangan yang akan dihadapi diantaranya kemajuan IPTEK, globalisasi, dan tenaga ahli yang mumpuni.
Namun saat ini, semua sudah lebih mudah dengan adanya teknologi seperti internet. Dengan internet, materi belajar dapat dicari dengan mudah. Hal itu juga menjadikan guru bukanlah satu-satunya sumber ilmu. Peran guru pun sudah bergeser menjadi motivator, dinamisator dan motivator.
Peran guru masih sangat penting dan tidak tergantikan untuk memberikan pendidikan terbaik. Oleh karena itu, sistem pendidikan yang ada di lembaga pendidikan juga perlu ditingkatkan untuk memberikan kualitas terbaik terhadap pendidikan di Indonesia.
4. Contoh Teks Editorial tentang Pendidikan – Perhatikan Kualitas Pendidikan di Tanah Air
Minggu-minggu ini orangtua mungkin disibukkan dengan berbagai urusan yang berkaitan dengan kelanjutan pendidikan. Sebagian bisa saja susah ketika menghadapi kenyataan biaya pendidikan ternyata tinggi, bisa juga ada yang terkejut karena anaknya tidak lolos akibat nilai ujian nasional tidak memenuhi standar. Hal terakhir inilah yang barangkali cukup banyak dijumpai di masyarakat.
Penerimaan siswa yang semata-mata didasarkan atas nilai ujian nasional, banyak yang disesalkan sekarang. Kontroversi tentang ujian nasional itu sudah berlangsung sejak lama dan dipandang tidak fair untuk merekrut anak didik baru.
Tetapi inilah yang terjadi di Indonesia sekarang. Mungkin saja beberapa tempat pelaksanaan dari ujian nasional tersebut berlangsung fair dan tertib.
Akan tetapi di beberapa tempat lain berlangsung tidak sesuai dengan rencana. Beberapa rumor pernah mengatakan bahwa kunci jawaban telah bocor dan tersebar di masyarakat.
Rumor yang mengatakan beberapa guru sengaja membuatkan jawaban kepada siswa, bukan saja agar siswanya mampu mendapatkan nilai tinggi, tetapi demi mendongkrak reputasi lembaganya.
Cara-cara seperti ini tentu saja tidak fair dan tidak adil. Kalau misalnya hal terakhir ini terjadi, sangat mungkin anak yang suka bolos, berandalan, dan tidak pintar bisa lolos dengan nilai tinggi.
Penerimaan siswa baru yang didasarkan semata-mata atas nilai ujian nasional, sangat tidak mencerminkan keadilan.
Sungguh kasihan anak-anak yang berprestasi dan belajar sungguh-sungguh bertahun-tahun ditumbangkan oleh mereka yang kebetulan mendapatkan kunci jawaban pada saat ujian nasional berlangsung sekitar tiga hari.
Catatan ini sengaja kita ulangi lagi, semata-mata demi tercapainya rasa keadilan dalam pendidikan mumpung minggu ini para orangtua dipusingkan oleh kegiatan yang berkaitan dengan urusan sekolah.
Kita sering berbicara soal ketertinggalan dengan negara lain di segala bidang. Satu muara jawaban dari persoalan itu adalah kualitas penyelenggaraan pendidikan kita.
Penyelenggaraan pendidikan secara formal di Indonesia memang terletak pada sekolah atau lembaga pendidikan tertinggi. Termasuk juga kursus-kursus yang ada.
Tetapi kita tetap mengakui bahwa penyelenggaraan pendidikan itu juga lingkungan dan keluarga. Karena berbagai pekerjaan dan karier di Indonesia ditentukan dengan cara-cara formal seperti menunjukkan ijazah, sertifikat, nilai raport, dan sejenisnya, maka mau tidak mau kita mengingatkan lembaga formal ini untuk memperbaiki diri.
Paling dasar sekali pada masalah pendidikan adalah kejujuran dan kemudian kreativitas yang mengembangkan kemampuan nalar peserta didik.
Hanya dengan kejujuran dan pengembangan nalar itulah kita akan mampu membentuk manusia yang unggul dan mandiri dan mampu bersaing dengan pihak manapun dalam kehidupan ini.
Mereka juga akan mampu menjadi filter di sengaja bidang demi kemajuan negara. Tetapi, apabila kemudian pendidikan kita dihiasi dengan ketidakjujuran, bahkan dari jenjang pendidikan paling rendah, sungguh hasilnya akan merugikan di masa depan.
Pemerintah haruslah tahu dan memahami fenomena ini. Terhadap pelaksanaan ujian nasional, pemerintah harus langsung turun tangan ke bawah, bertanya ke masyarakat, kepada orangtua siswa, juga ke siswa.
Tanyakan bagaimana ketegasan psikologis siswa ketika harus menghadapi ujian nasional, dan apa yang mereka perlukan untuk bisa bertahan usai lulus sekolah.
Oleh karena itu, pemerintah dan semua stakeholder pendidikan perlu memperhatikan kualitas pendidikan secara komprehensif, agar mampu membentuk manusia yang unggul dan mandiri dan mampu bersaing dengan pihak manapun dalam kehidupan ini.
5. Contoh Teks Editorial tentang Pendidikan – Pendidikan Hanya Hasilkan Orang Pintar, Bukan Terdidik
Zaman sekarang banyak terjadi tindakan yang memalukan di negara ini seperti suap, korupsi, dan lainnya.
Tetapi anehnya pelaku tindakan kejahatan tersebut adalah orang pintar yang mempunyai gelar sarjana dari lulusan universitas yang terkenal.
Melihat fenomena tersebut, sepertinya ada yang tidak benar dengan pola pendidikan formal di Negara ini yang semestinya sudah harus dikaji ulang. Pola pendidikan formal saat ini hanya mengajarkan mengenai ilmu dunia sehingga menghasilkan orang pintar tetapi sayangnya tidak terdidik dan tidak mempunyai budi pekerti yang baik.
Akibatnya orang pintar tersebut malah menjadi orang yang jahat, maling, menindas kaum yang lemah. Padahal seharusnya mereka menjadi penolong dan pemimpin yang baik untuk menciptakan manfaat bagi banyak orang.
Banyak orang terhormat di negeri ini yang tertangkap tangan melakukan tindakan korupsi atau penyuapan. Bahkan mereka berpendidikan tinggi dan mengaku beragama, tetapi tindakannya sangat memalukan dan merugikan. Bahkan tindakan tersebut ada yang dilakukan bersama teman-temannya yang katanya juga “terhormat”.
Lebih miris lagi ketika mereka tertangkap oleh pihak berwajib mereka bersikap tenang dan melemparkan senyum lebar pada masyarakat yang seolah-seolah mereka tidak merasa bersalah dan senang dengan apa yang diperbuatnya.
Apa mereka tidak mengetahui dan tidak pernah diajari bahwa memakan uang yang bukan haknya merupakan perbuatan dosa dan hukumnya haram untuk mereka. Memang mereka itu sudah kehilangan akal sehat dan putus sudah urat malunya.
Untuk itu sistem pendidikan formal yang ada saat ini harus segera diperbaiki dengan tidak hanya mementingkan hasil, tetapi juga proses agar tercipta orang pintar yang mempunyai akhlak yang baik.
Sekian informasi dan penjabaran mengenai lima contoh teks editorial tentang pendidikan, semoga dapat menambah wawasan pembaca terkait dengan teks editorial dan juga kritik terhadap pendidikan di Indonesia.
Editor: Johnny Johan Sompotan