Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Covid-19 Naik Lagi, Partai Perindo: Tetap Tenang, tapi Jangan Lengah!
Advertisement . Scroll to see content

Covid-19 Kembali Muncul, Pakar UB Beberkan Fakta dan Tips Aman

Rabu, 11 Juni 2025 - 13:37:00 WIB
Covid-19 Kembali Muncul, Pakar UB Beberkan Fakta dan Tips Aman
Pakar UB membagikan tips menjaga kesehatan di tengah kemunculan Covid-19. (Foto: Ist)
Advertisement . Scroll to see content

MALANG, iNews.id - Masyarakat diminta tetap waspada menyikapi kemunculan kembali Covid-19 di sejumlah negara, termasuk potensi penyebarannya di Indonesia. Pakar kesehatan dari Universitas Brawijaya (UB) menegaskan, kewaspadaan perlu dijaga tanpa menimbulkan kepanikan berlebihan.

Ahli paru dari UB dr Rezki Tantular menjelaskan, saat ini tren kasus Covid-19 bersifat fluktuatif. Dia meminta masyarakat tidak menyepelekan meskipun sudah pernah terinfeksi atau divaksin.

“Meskipun masyarakat sudah banyak divaksin, tetap harus menjaga kesehatan. Jika sakit tetap gunakan masker. Karena yang namanya virus, pasti tidak akan pernah hilang,” ujar Dokter Rezki, Rabu (11/6/2025).

Menurutnya, beberapa negara Asia seperti Thailand, Singapura, dan Hong Kong kembali mencatat lonjakan signifikan. Thailand misalnya, mencatat lebih dari 50.000 kasus hanya dalam 8 hari dan 100.000 kasus dalam sebulan terakhir. Di Malaysia pun muncul subvarian baru yang masih tergolong keluarga Omicron.

Namun, di Brasil ang sempat mencapai puncak pada Februari 2025, tren kasus justru menunjukkan penurunan. Hal ini menandakan perkembangan kasus bisa berbeda antarnegara, tergantung faktor varian, iklim hingga respons kebijakan.

“Yang beredar sekarang masih subvarian Omicron. Belum ada varian baru. Tapi virusnya tetap aktif dan bermutasi,” katanya.

Pentingnya Vaksinasi Ulang dan Cek Informasi

Rezki mengingatkan agar masyarakat terus melakukan crosscheck atas informasi seputar Covid-19, terutama isu-isu hoaks soal vaksin. Dia membantah kabar yang menyebut vaksin tidak aman untuk ibu hamil atau anak-anak.

“Itu informasi menyesatkan. Justru saat peningkatan kasus, vaksinasi tetap diperlukan,” ucapnya.

Tak hanya vaksinasi, dia juga mengingatkan pentingnya meningkatkan kebiasaan hidup sehat seperti mencuci tangan, memakai masker saat sakit dan tidak berkerumun jika tak perlu.

Hal senada disampaikan dr Andrew William Tulle, pakar virologi dari Fakultas Kedokteran UB. Menurutnya, varian-varian baru yang kini merebak seperti JN.1, XAC, LF.7, dan NB1.8 masih merupakan mutasi dari Omicron, namun dengan kemampuan ikatan ke reseptor saluran napas yang lebih kuat.

“Virus ini memang masih sama cara transmisinya, melalui droplet dari batuk dan bersin. Tapi kemampuan infeksinya meningkat karena ikatan reseptornya lebih kuat,” ujar Andrew.

Meski begitu, dia menegaskan varian-varian ini belum menular secara aerosol seperti virus campak atau flu burung. Namun tetap harus diwaspadai karena daya tularnya meningkat secara lokal.

Dr Andrew menyarankan agar masyarakat melakukan vaksinasi ulang dengan varian vaksin terbaru yang lebih sesuai dengan mutasi virus saat ini.

“Kalau pakai vaksin lama masih bisa, tapi daya tangkalnya menurun. Di luar negeri seperti Amerika, hampir setiap tahun mereka sesuaikan vaksin,” ucapnya.

Meskipun virus ini menyebar lintas negara, dia menilai belum perlu ada kebijakan penutupan perbatasan. Namun, orang-orang yang datang dari luar negeri perlu diperiksa dan dipantau.

“Kalau ada yang sakit setelah perjalanan, harus diperiksa. Kalau positif, dibatasi aktivitas dan ditelusuri kontak eratnya. Tidak perlu lockdown,” katanya.

Editor: Donald Karouw

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut