Covid-19 Varian Baru Lebih Suka Udara Dingin, Ini Faktanya!
JAKARTA, iNews.id - Kasus Covid-19 di Indonesia memperlihatkan tren lonjakan, walau tidak begitu banyak. Meski begitu, pemerintah mengimbau kepada masyarakat agar melakukan tindakan preventif supaya virus corona tidak semakin menyebar.
Di Indonesia, varian Covid-19 yang mendominasi adalah MB.1.1, sedangkan di Thailand JN.1. Kalau di Amerika Serikat, varian Covid-19 yang banyak ditemukan adalah LP.8.1, dan di China NB.1.8.1.
Varian baru Covid-19 itu ternyata memiliki karakter yang cukup unik. Informasi yang beredar di masyarakat, varian-varian virus Covid-19 baru tersebut dikabarkan lebih suka udara dingin, ketimbang panas seperti di Indonesia.
Itu juga alasan kenapa kasus Covid-19 di Indonesia masih cenderung sedikit dibandingkan negara-negara lain. Benarkah informasi tersebut?
Ahli Kesehatan Prof Zubairi Djoerban mengungkapkan, mengacu pada laporan kasus di Inggris, di musim dingin kemarin atau sekitar bulan Desember-Februari, terjadi kenaikan kasus penyakit infeksi saluran pernapasan.
Banyak rumah sakit di Inggris merawat pasien Covid-19, respiratory syncytial, serta influenza. Ini memberi pemahaman bahwa varian baru Covid-19 atau virus pernapasan lainnya lebih suka dengan udara dingin.
"Jadi, berbagai virus pernapasan ini, walaupun dulu sudah terbukti menyebar ke Indonesia, namun tetap saja mereka lebih menyenangi udara dingin," kata Prof Beri dalam video edukasinya di TikTok, dikutip Kamis (5/6/2025).
Dia menambahkan, "Jadi, jumlah kasus di daerah dengan musim dingin seperti di Amerika, Inggris, China, Jepang, itu jauh-jauh lebih tinggi dibandingkan Indonesia, Singapura, Thailand."
Dengan begitu, Prof Beri memberi pesan kepada masyarakat agar tidak usah terlalu panik dengan fenomena kenaikan kasus Covid-19 di Indonesia. Terlebih, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin sebelumnya mengatakan bahwa Covid-19 saat ini tidak menyebabkan kematian.
Hingga saat ini, Kementerian Kesehatan mencatat ada 72 kasus Covid-19 sejak Januari hingga Mei 2025. Di Jakarta, kasus yang teridentifikasi sebanyak 35 kasus sejak Januari 2025.
Meski begitu, pakai masker saat sakit, rajin mencuci tangan, dan menghindari tempat ramai dengan ventilasi udara buruk tetap disarankan sebagai upaya pencegahan.
Editor: Muhammad Sukardi