Covid-19 Varian Delta Menyebar Lebih Cepat, Epidemiolog Ingatkan Jangan Abai Prokes
JAKARTA, iNews.id - Covid-19 varian Delta dari India kini telah menyebar di Indonesia. Varian ini oleh para ilmuwan disebut telah bermutasi lagi menjadi Delta plus yang lebih cepat penyebarannya.
Epidemiolog Griffith University Australia, Dicky Budiman menyebut varian Delta ini hampir memenuhi syarat sebagai super strain yang berpotensi memakan banyak korban jiwa.
“Varian Delta hampir memenuhi syarat sebagai super strain yang berpotensi memakan banyak korban jiwa,” ucap Dicky lewat akun media sosial pribadinya, dikutip Kamis (17/6/2021).
Dicky pun meminta agar masyarakat lebih disiplin protokol kesehatan. Pasalnya jika abai, dapat dipastikan virus ini bisa mengakibatkan lonjakan kasus Covid-19 di Tanah Air dan membuat situasi menjadi fatal.
“Mengingatkan kita semua betapa seriusnya situasi. Bila selama ini abai ya jangan kaget kalo menyongsong badai,” tutur Dicky.
Dicky menjelaskan dibandingkan dengan varian Alfa atau B117 dari Inggris yang penularannya 4-5 hari, varian Delta ini memiliki nilai RO 5-8 hari. Nilai RO merupakan jumlah rata-rata orang yang terinfeksi dan tertular covid-19 oleh satu orang.
Kata Dicky, jika varian mutasi baru Covid-19 ini tidak terkendali akibat buruknya atau pengabaian terhadap upaya tes lacak isolasi maka membuat kolaps fasilitas kesehatan.
“Kombinasi penyebaran varian Alpha (RO 4-5) dan varian Delta (RO 5-8) yang tidak terkendali akibat buruknya atau pengabaian terhadap upaya tes lacak isolasi akan membuat kolaps Faskes,” ucapnya.
Dicky juga mengatakan situasi ini akan menjadi serius dan berdampak panjang jika orang-orang masih abai terhadap protokol kesehatan.
“Seperti pandemi lainnya, siapapun bisa saja tidak peduli atau tidak percaya covid-19. Tapi fakta ilmiah membuktikan bahkan pada OTG dampak jangka panjang Covid-19 bisa serius,” tuturnya.
Oleh karena itu, Dicky pun meminta perbanyak lagi testing dan tracing untuk mendeteksi kasus covid-19 supaya menekan penularan.
“Setelah sebelumnya melakukan minimal tes trace, maka banyak provinsi dan kabupaten/kota akan memasuki periode yang memaksa mereka untuk melakukan banyak testing saat lonjakan kasus meningkat tajam di faskes,” katanya.
Editor: Rizal Bomantama