Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Rezeki Nomplok! Viral Warga Temukan Segepok Uang saat Bersihkan Gorong-Gorong
Advertisement . Scroll to see content

Dedi Mulyadi: #2019GantiPresiden Gerus Suara Duo DM

Senin, 02 Juli 2018 - 14:44:00 WIB
Dedi Mulyadi: #2019GantiPresiden Gerus Suara Duo DM
Calon wakil gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi. (Foto: Okezone)
Advertisement . Scroll to see content

JAKARTA, iNews.id – Hasil survei oleh sejumlah lembaga pada umumnya menempatkan elektabilitas pasangan calon (paslon) gubernur Deddy Mizwar dan calon wakil gubernur Dedi Mulyadi (Duo DM) di atas 30 persen, bahkan sempat di atas 40 persen, di Pilkada Jawa Barat 2018. Namun, hasil hitung cepat (quick count) malah menunjukkan suara yang didapat pasangan yang diusung Partai Golkar dan Partai Demokrat itu hanya berkisar 25 persen.

Menanggapi fakta tersebut, Dedi Mulyadi mengatakan, tagar (tanda pagar) #2019GantiPresiden yang diusung paslon Sudrajat dan Ahmad Syaikhu (Asyik) telah memengaruhi perolehan suaranya dalam Pilkada Jabar, Rabu (27/6/2018) pekan lalu. “Tagar itu sangat memengaruhi perolehan suara pemilihan gubernur di Jawa Barat,” ujar Dedi di Kantor DPP Partai Golkar, Jakarta, Senin (2/7/2018).

Menurut dia, tagar yang diusung oleh paslon dari Partai Gerindra, Partai Keadilan Sejahtera (PKS), dan Partai Amanat Nasional (PAN) itu berhasil menggerus perolehan suaranya dan Deddy Mizwar (Demiz) secara signifikan. Terlebih, ketika kaus bertuliskan tagar tersebut ditampilkan Sudrajat dan Syaikhu di ajang debat resmi Pilkada Jabar, Mei lalu.

Dedi menilai kemunculan tagar #2019GantiPresiden menyebabkan kelompok yang menolak Presiden Joko Widodo (Jokowi) akhirnya menjatuhkan pilihan kepada satu pasangan (Asyik). Padahal, Demiz—yang menjadi pasangannya di Pilgub Jabar—dikenal dekat dengan partai pengusung Sudrajat-Syaikhu, yakni Gerindra dan PKS.

Demiz tak sekadar memiliki latar belakang politik beirisan dengan PKS. Aktor kawakan itu sebelumnya juga terlibat dalam Gerakan 212, sehingga gelombang politiknya sebenarnya selaras dengan tagar #2019GantiPresiden. Akan tetapi, keberanian dari pasangan Asyik menampilkan baju kaus yang menampilkan tagar tersebut pada acara debat resmi ternyata punya dampak siginifikan terhadap suara Duo DM.

Tagar #2019GantiPresiden, kata Dedi, tanpa disangka-sangka mampu mengalihkan pilihan suara pendukung Demiz di wilayah Cianjur, Bogor, dan Bekasi kepada pasangan Asyik. “Kemudian, di wilayah selatan seperti Ciamis juga begitu, sehingga nyaris seluruh pemilih Demiz bergerser jadi pemilih Asyik, karena melihat isu yang lebih strategis di pasangan nomor urut tiga (Sudrajat-Syaikhu), yaitu ganti presiden,” tuturnya.

Menurut Dedi, tim Sudrajat-Syaikhu berhasil menggaungkan isu ganti presiden tersebut dari pintu ke pintu, sehingga perolehan suara mereka pun naik secara mencengangkan pada Pilkada Jabar kemarin, menyalip perolehan suara Duo DM. Padahal, Sudrajat-Syaikhu sebelumnya kurang diunggulkan dalam sejumlah hasil survei.

“Sebelum pemilihan, kami (Duo DM) sudah paham elektabilitas kami berapa, daerah mana saja yang menang. Selama ini biasanya tidak ada perubahan. Jangankan seminggu, satu bulan saja tidak mungkin berubah. Tapi sekarang, dalam waktu cepat bisa terjadi perubahan secara masif dan terstruktur di seluruh provinsi Jabar,” ucap Dedi.

Dia berpendapat, kejadian di Pilgub Jabar kemarin mesti menjadi pelajaran bagi Partai Golkar agar peka dalam mengambil isu strategis di masa mendatang. Apalagi, pada 2019 nanti pemilu presiden (pilpres) bakal dilaksanakan berbarengan dengan pemilu legislatif (pileg). “Salah membuat format pemilu untuk 2019, bisa jadi bencana bagi Partai Golkar,” kata Dedi.

Editor: Ahmad Islamy Jamil

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut