Demo Ricuh di Semarang, 2 Pos Polisi dan Mobil Dibakar Massa
SEMARANG, iNews.id – Kericuhan massa aksi pecah di depan Mapolda Jawa Tengah di Jalan Pahlawan, Kota Semarang, Sabtu (30/8/2025) dini hari. Massa yang berkumpul sejak tengah malam melempari petugas dengan batu, botol hingga kayu sehingga aparat terpaksa menembakkan gas air mata untuk membubarkan kerumunan.
Pantauan di lokasi sekitar pukul 00.30 WIB, ratusan massa mendatangi gerbang Polda Jateng. Mereka datang dengan motor, memarkirkan kendaraan di depan pagar besi yang dijaga ketat polisi bertameng.
“Sing nembak gas air mata sopo Pak? Kan mesti koncomu! Ora usah drama!,” kata seorang demonstran kepada Kapolsek Semarang Selatan Kompol Sucipto yang berjaga di lokasi.
Situasi memanas saat massa mulai melempari petugas dengan batu, botol dan kayu. Umbul-umbul di sepanjang Jalan Pahlawan juga dirusak dan diseret ke jalan. Polisi kemudian menembakkan gas air mata hingga massa terpencar ke arah Kusumawardhani, Sriwijaya, Veteran hingga Simpanglima.
Sekitar pukul 02.00 WIB, situasi mulai terkendali. Polisi berhasil mengamankan sedikitnya tiga anak muda yang diduga provokator dan langsung dibawa ke Polda Jateng.
“Tadi itu gerombolan kreak-kreak (yang aksi), anak-anak SMP dan STM,” kata petugas intelijen di lokasi.
Pasukan Brimob juga dikerahkan keluar Mapolda untuk menutup akses jalan dan menyekat pergerakan massa yang tersisa.
Kericuhan di Semarang tidak hanya terjadi di depan Mapolda Jateng. Sejumlah titik lain juga menjadi sasaran perusakan. Jumat malam (29/8/2025), massa membakar beberapa mobil di kompleks Gubernuran dan DPRD Jateng, termasuk pos penjagaan dan sebuah kantin.
Gubernur Jateng Ahmad Luthfi sempat meninjau lokasi pasca-kerusuhan dan meminta masyarakat tetap menahan diri.
“Kami mengimbau semuanya untuk menjaga situasi kondusif,” ujarnya.
Selain itu, dua pos polisi turut dibakar massa, yakni Pos Polisi Simpanglima dan Pos Polisi Tugumuda. Polisi hingga kini masih melakukan pendataan kerusakan dan korban luka akibat kerusuhan tersebut.
Sabtu siang ini, aksi lanjutan kembali digelar. Berdasarkan pemberitahuan resmi, BEM Universitas Diponegoro (Undip) akan menggelar aksi di Semarang pukul 11.00 WIB dengan estimasi massa mencapai 1.000 orang.
Dalam suratnya, Ketua BEM Undip Aufa Atha Ariq Aoraqi menegaskan aksi protes dilakukan menyoroti pelanggaran HAM, tindakan represif aparat, hingga kasus tewasnya pengemudi ojol Affan Kurniawan di Jakarta.
“Rezim silih berganti, namun wajah aparat tidak berubah, bukan menjadi pelindung rakyat, melainkan sumber ketakutan,” tulis pernyataan BEM Undip.
Sementara itu, beredar pula ajakan provokatif di media sosial bertajuk “Semarang Mode Ngamuk Day Two” yang menyerukan aksi di Mapolda Jateng pada Sabtu siang.
Hingga pagi ini, polisi masih melakukan penjagaan ketat di sekitar Mapolda Jateng dan titik-titik rawan lainnya. Aparat menegaskan siap mengamankan aksi lanjutan agar tidak kembali berujung ricuh.
Kericuhan massa di depan Mapolda Jateng ini menjadi catatan serius karena merembet ke perusakan fasilitas umum, kendaraan, hingga kantor pemerintahan. Polisi memastikan penyelidikan terus dilakukan terhadap para pelaku yang ditangkap.
Editor: Donald Karouw