Di Hadapan Ganjar, Anang hingga Atta Halilintar Sharing Motivasi untuk Gen Z
BOGOR, iNews.id - Di hadapan bakal calon presiden (Bacapres) Ganjar Pranowo, para pelaku industri kreatif Indonesia memotivasi serta berbagi pengalaman dengan para anak muda tentang bagaimana agar berhasil mencapai mimpi masa depannya.
Mereka adalah Elfonda Once Mekel, Anang Hermansyah, Atta Halilintar, Thoriq Halilintar, serta Young Lex dalam diskusi Gen Z di Setu Lebak Wangi, Kabupaten Bogor, Sabtu (22/7/2023).
Yang pertama berbagi kisah adalah Once Mekel. Ia mengaku dari kecil ingin jadi penyanyi.
"Saya mulai dair mimpi dan keinginan. Saya katakan, jangan takut bermimpi, simpan keinginan dalam hati dan doakan. Kadang tak langsung dipenuhi. Saya sempat kuliah hukum dan bekerja. Saya juga sempat kehilangan suara selama 5 tahun. Tapi simpan mimpi di memori anda paling ujung dan itu nanti bisa jadi kenyataan," kata Once.
Namun bermimpi saja tak cukup. Proses beratnya latihan suara harus dilakukan.
"Kalau saya itu saya coba tingkatkan dengan pelajari lagi baru, harus selalu ada peningkatan. Jangan berdiri di tempat yang sama terlalu lama dan jangan bosan. Harus dinamis dan bergaul juga dengan rekan seprofesi, coba ukur diri sendiri supaya tahu kita dimana," tambahnya.
Sementara itu, Anang Hermansyah bercerita dirinya hanya tamatan SMA, namun kemudian bisa menjadi pemusik terkenal, bahkan bisa memperistri Ashanty yang cantik.
"Itu semua berawal hanya karena keinginan. Ijazah tak menandakan kalian bisa berpikir. Apa yang kalian inginkan, apa profesi, kesenangan, dan hobi yang bisa menghasilkan," kata Anang.
Dalam kesempatan yang sama, Thoriq Halilintar sharing tentang pengalamannya sebagai pegiat media sosial sekaligus promotor. Baginya, anak muda saat ini bisa menjadi apa pun dengan berbagai kemudahan teknologi yang ada, khususnya smartphone. Kuncinya adalah memulai, jangan hanya berpikir dan menunggu.
"Pokoknya kalau mau jadi sesuatu, yang penting kita harus mulai. Semua sekarang serba mudah. Tak ada waktunya mengeluh dan rebahan terus. Karena semuanya bisa dilakukan dengan mudah. Ada handphone, ngonten dan promosi dari handphone. Jadi gamers juga bisa," tutur Atta.
Giliran Young Lex, yang bercerita bagaimana dirinya sebenarnya lulus ujian masuk Institut Teknologi Bandung (ITB), namun tak diambil karena orang tuanya tak mampu membiayai. Young Lex mengingat, bahwa dalam posisi demikian, anak muda jangan menyalahkan, tapi cari cara untuk bisa terus berkembang.
"Buat temen-temen semua, kadang tuh di umur 17-18 segitu, waktu punya mimpi dan tak tercapai, banyak kita salahin mimpi kita, salahin orang tua yang tak punya dan tak mampu membiayai kita. Padahal kita tak bisa memilih lahir di mana dan siapa ortu kita. Ingat, ketika kita banyak nyalahin, kita tak akan pernah jadi apa-apa," ujar Young Lex.
Pengalaman Young Lex, kemudian mengubah mimpi agar bisa melakukan rekaman musik. Dan untuk itu, ia harus mengumpulkan biaya.
"Akhirnya gua mau recording. Dan gua cari duit untuk itu. Kerja apa saja. Jaga warnet, office boy. Apa saja deh," ungkapnya
"Buat kawan muda, tapi harus tahu dulu mau jadi apa," sambung Young Lex.
Selanjutnya, Atta Halilintar yang turut hadir menceritakan kisahnya yang hanya lulusan SMP, hingga bisa menjadi seperti saat ini. Ia tahu tanpa ijazah, sulit melamar pekerjaan. Maka opsi satu-satunya adalah menjadi pengusaha.
Tanpa modal, Atta memulai dengan meyakinkan pemilik barang memakai jasa makelarnya. Ketika menemui jalan buntu, ia paham jualannya akan laku kalau promosi dilakukan. Pada titik itulah ia mulai bersentuhan dengan media sosial.
"Saya coba banyak cara dan teknik marketing agar orang percaya barang yang saya jual," kata Atta.
Ia juga menceritakan bagaimana ia selalu melihat lingkungan dan berusaha memperbaiki cara promosi dan produk yang ia jual.
"Bagi saya kerja keras itu mengikuti hasil. Itu yang kulakukan. Kerja keras kadang tak cukup, maka kita juga harus cerdas dan beda. Kalau mau jadi konten kreator misalnya, membuat konten bagus itu oke. Tapi konten lebih beda dari yang lain itu lebih baik," tandas Atta menyampaikan motivasinya kepada para Gen Z.
Ganjar juga mengisahkan pengalamannya sendiri. Soal bagaimana perjuangannya dari keluarga kurang mampu, bisa memiliki gelar master hingga bahkan menjabat gubernur 2 periode.
Editor: Faieq Hidayat