Dicurigai Tak Netral di Pilkada, Iriawan: Saya Disumpah Pakai Alquran
BANDUNG, iNews.id – Komjen Pol M Iriawan buka suara terkait adanya wacana usulan hak angket oleh beberapa fraksi di DPR yang menyoal pengangkatannya menjadi penjabat gubernur Jawa Barat. Beberapa fraksi itu menganggap penunjukannya sebagai pemegang tampuk kepemimpinan sementara di Pemprov Jabar melanggar aturan.
“Kalau memang aturan (pengangkatan saya) itu tidak pas menurut beberapa pihak, silakan ada saluran hukum. Saya tidak banyak bicara untuk domain itu. Saya hanya melaksanakan tugas,” ujar Iriawan di Cileunyi, Kabupaten Bandung, Rabu (20/6/2018).
Menurut dia, Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) tidak mungkin mengeluarkan suatu kebijakan tanpa mempertimbangkan aturan-aturan yang ada. Dia yakin, penunjukannya sebagai penjabat gubernur Jabar telah melewati berbagai kajian dari tim ahli Kemendagri.
“Kemendagri menaruh saya di sini tidak mungkin regulasinya beliau-beliau (langgar). Ini sudah dipersiapkan dengan baik, tidak mungkin tidak pas,” kata Iriawan.
Terkait adanya wacana hak angket di DPR, dia mengaku tidak ambil pusing. Jenderal polisi bintang tiga itu hanya akan fokus dalam tugasnya sebagai penjabat gubernur Jabar. Iriawan berjanji akan mencurahkan segala kemampuan yang dia miliki untuk menjaga rasa aman dan kondusivitas di Jabar, terlebih saat menghadapi Pemilihan Umum Kepala Daerah (Pilkada) Serentak 2018.
“Wacana (hak angket) silakan saja. Saya tidak di domain itu. Buat saya bekerja saja sekarang. Mari kita tunjukkan di Jabar yang kita cintai ini. Saya akan pertaruhkan nama baik dan jabatan saya di pj gubernur ini,” kata dia.
Sebelumnya, Fraksi Partai Demokrat, Fraksi Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra), dan Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) menggulirkan wacana untuk membentuk Panitia Khusus (Pansus) Hak Angket DPR terkait pengangkatan Iriawan sebagai pj gubernur Jabar. Salah satu isu yang disorot oleh parpol-parpol itu menyangkut soal ketidaknetralan Iriawan di Pemilihan Gubernur (Pilgub) Jabar 2018.
Pilgub Jabar 2018 diikuti oleh empat pasang calon. Di antara para kandidat itu terdapat Irjen Pol (Purn) Anton Charliyan—yang sama-sama memiliki latar belakang dari kepolisian seperti Iriawan. Anton menjadi calon wakil gubernur (cawagub), berpasangan dengan calon gubernur (cagub) Tb Hasanuddin, diusung oleh Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP). Sebelum menjajal dunia politik di Jabar, Anton menjabat wakil kepala Lembaga Pendidikan (Lemdiklat) Polri.
Iriawan pun segera menepis tudingan tentang ketidaknetralannya di pilgub Jabar itu. Menurut dia, salah satu tugas yang harus dilakukannya sebagai pj gubernur justru menjaga agar ASN di Jabar tetap netral.
“Saya akan tindak jika ada anak buah saya nanti tidak netral. Kalau saya memerintah tidak netral kan lucu. Tolong jelaskan, tidak netralnya saya dimana? Saya kemarin disumpah pakai Alquran. Kayaknya (tuduhan itu) gak berdasar. Percaya sama saya, saya akan netral. Mari kita lihat setelah tanggal 27 Juni ini,” tutur mantan kapolda Metro Jaya itu.
Editor: Ahmad Islamy Jamil