Didatangi 100 Anak Buah KSAD Andika, Ini Kemampuan 82nd Airborne Division US Army
JAKARTA, iNews.id – Kerja sama militer Indonesia dan Amerika Serikat kembali diwujudkan melalui program latihan bersama prajurit kedua negara. Teranyar, 100 personel TNI AD akan terbang menuju Fort Bragg, North Carolina, AS untuk latihan bersama (latma) 82nd Airborne Division US Army.
Pelepasan para prajurit terbaik AD itu dipimpin KSAD Jenderal TNI Andika Perkasa di Mabesad, Jakarta, Rabu (14/7/2021). Para prajurit itu akan tergabung dalam Latma Garuda Airborne yang akan berlangsung 16 Juli hingga 6 Agustus 2021.
"Dengan rasa bangga, kami melepas rekan-rekan semua, jaga kehormatan dan kepercayaan ini," ujar KSAD, dikutip, Kamis (15/7/2021).

Dalam Latma dengan US Army ini, TNI AD memberangkatkan 100 prajurit dari Kostrad dan seluruh Kodam di Indonesia. Mereka yang diberangkatkan berkualifikasi Para atau Lintas Udara (Linud).
Selain meningkatkan hubungan bilateral, latma ini juga untuk menyiapkan para prajurit yang akan melakukan penerjunan pada 4 Agustus 2021 di Baturaja, Sumatera Selatan, bagian dari Latma bertajuk Garuda Shield 2021.
Kemampuan 82nd Airborne Divison
Divisi Lintas Udara ke-82 atau 82nd Airborne Division merupakan Divisi Infanteri Linud AD AS yang memiliki spesialisasi khusus terjun menggunakan parasut dari pesawat terbang ke medan pertempuran.
Berbasis di Fort Bragg, Divisi Lintas Udara ke-82 bagian dari Korps Lintas Udara XVIII. Linud ke-82 ini disebut sebagai divisi bergerak paling strategis AD. Keterlibatan terbaru pasukan ini yakni terjun ke operasi militer di Irak.
Berdasarkan sejarah, divisi ini dibentuk pada 1917, tak lama setelah AS terlibat Perang Dunia I. Mengingat anggota awalnya berasal dari 48 negara bagian, divisi ini mendapat julukan All-American.
Julukan inilah yang kemudian melahirkan emblem legendaris dan sangat dihormati. Emblem itu bertuliskan AA yang terpasang di bahu seragam pasukan. Divisi Linud ke-82 turut bertugas dalam Perang Dunia II.
Mengutip laman situs resmi mereka, Divisi Linud ke-82 hanya boleh paling lama 18 jam dari pemberitahun untuk segera menyebar dan melakukan serangan parasut untuk menguasai medan dan mengamankan tujuan utama operasi militer lanjutan.

Selain peperangan, mereka juga terlibat dalam berbagai operasi kemanusiaan. Sebagai contoh terjun membantu para korban Badai Katrina, juga ke Haiti saat negara itu porak-poranda diguncang gempa bumi.
Setiap tahun di Fort Bragg, para prajurit Divisi Linud ke-82 bersaing dalam reka ulang penyeberangan perahu ponton di Sungai Waal Perang Dunia II. Kegiatan ini rekonstruksi pertempuran untuk membebaskan Kota Nijmegen di Belanda pada 1944. Dalam operasi itu, 48 tentara Divisi Linud ke-82 meninggal dunia.
Editor: Zen Teguh