Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : World Peace Forum ke-9 Digelar di Jakarta, bakal Dihadiri Perwakilan 24 Negara
Advertisement . Scroll to see content

Din Syamsuddin: Takdir Kita Hidup Sebangsa dalam Kemajemukan

Jumat, 01 Juni 2018 - 23:09:00 WIB
Din Syamsuddin: Takdir Kita Hidup Sebangsa dalam Kemajemukan
Din Syamsuddin. (Foto: SINDOnews)
Advertisement . Scroll to see content

JAKARTA, iNews.id - Utusan Khusus Presiden RI untuk Dialog Antar Agama dan Peradaban (UKP-DKAAP), Din Syamsuddin menghadiri Konferensi Pekabaran Injil 2018 di Berastagi, Sumatera Utara. Dalam konferensi itu, Din mengatakan, hidup sebangsa dalam kemajemukan adalah takdir.

Di hadapan lebih dari 300 Pemuka Agama Kristen, Din Syamsuddin mengakui, seringkali umat Muslim tersinggung terhadap perkembangan Misi Kristen di Indonesia. Hal ini karena merasa umatnya digerus. Dia menyebut beberapa penelitian menunjukkan annual growth rate Protestan meningkat, terutama di beberapa kantong Muslim seperti Yogyakarta dan Sumatera Barat.

“Data-data seperti ini mengentalkan berkembangnya isu kristenisasi, yang pada gilirannya turut mempengaruhi berkembangnya radikalisme Islam di Indonesia,” ujar Din, Jumat (1/6/2018).

Konferensi yang berlangsung pada 29-31 Mei tersebut diselenggarakan oleh Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia (PGI) bekerja sama dengan Persekutuan Gereja-gereja Pentakosta Indonesia (PGPI) Persekutuan Gereja-gereja dan Lembaga-lembaga Injili Indonesia (PGLII).

Menurut Din, ekslusivisme, absolutisme, dan monopolistis adalah masalah pemuka agama di Indonesia saat ini. Terutama, ketika pemuka agama menjadikan masyarakat sebagai pasar bebas agama dengan dasar logika kebebasan dan hak asasi.

“Perlu dipahami bahwa misi kerasulan Muhammad SAW adalah menyebarkan rahmat bagi alam semesta. Lil ‘alamin artinya seuruh alam, jadi bukan lil muslimin, atau rahmat hanya untuk seluruh Muslim,” katanya.

Mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah ini mengatakan, dalam Musyawarah Besar Pemuka Agama untuk Kerukunan Bangsa yang diselenggarakan Kantor UKP-DKAAP di Jakarta, Februari lalu, para pemuka agama membahas bersama dasar relasi hubungan antaragama. Pondasi relasi tersebut harus bersandar pada persahabatan berdasarkan kemanusiaan sejati. Dalam pertemuan itu juga disepakati bahwa NKRI berdasarkan Pancasila adalah final.

“Takdir kita adalah hidup sebangsa di dalam kemajemukan. Untuk itu kita mengaku bahwa Bersama kita dari Tuhan, untuk Tuhan dan kemanusiaan. Di dalam Islam, ini yang dimaksudkan dengan rahmatan lil alamin. Hasil mubes ini akan kita sosialisasikan ke wilayah-wilayah,” kata Ketua Dewan Pertimbangan Majelis Ulama Indonesia (MUI) ini.

Menurut Din, kerukunan yang diperjuangkan bukan saja berdasarkan kebutuhan bangsa, tetapi juga kebutuhan orang per orang dan kelompok per kelompok. Dalam kaitan ini kerukunan tak boleh menghalangi misi dan dakwah. “Sebaliknya juga misi dan dakwah tak boleh mengganggu kerukunan,” katanya.

Dia pun menjelaskan pada dasarnya agama Islam, Kristen, dan Yahudi memiliki lebih banyak persamaan dibandingkan perbedaan. Salah satu contohnya, antara Islam dan Kristen sama-sama menerima Isa. Bedanya hanya soal penyebutan, Islam menerimanya sebagai salah satu rasul yang agung, sementara Kristen mengakuinya sebagai Tuhan. Dalam Alquran penyebutan nama Isa Almasih lebih banyak ketimbang Muhammad.

“Selain itu, agama Islam dan Kristen sama-sama merupakan agama misioner. Kristen menyebutnya misi, sementara Islam menyebutnya dakwah,” kata Din.

Din pun menjelaskan, misi maupun dakwah ada yang berhaluan keras, tetapi juga yang halus. Ada yang membangun pandangan dan tujuan untuk menambah jumlah umat, tetapi juga ada yang hanya mengajak ke jalan Allah.

“Jalan Allah dalam pengertian ini merujuk pada Kebaikan Bersama (Common Good). Di sini semua agama punya persepsi yang sama, sekalipun sebutannya berbeda. Jelas di sini bahwa dakwah itu bukan untuk mengajak orang masuk Islam, tetapi menuntun orang ke jalan yang benar,” tandasnya.

Editor: Azhar Azis

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut