Dirut Jasa Marga Sebut 23 CCTV Mati saat Penembakan FPI Berada di Km 49-72
JAKARTA, iNews.id - Direktur Utama PT Jasa Marga (Perser) Subakti Syukur mengakui terdapat kamera tersembunyi (closed circuit television/CCTV) di Tol Jakarta-Cikampek yang mati saat terjadi baku tembak polisi dengan Laskar Front Pembela Islam (FPI). Total 23 CCTV yang tak berfungsi.
Menurut Subakti, 23 CCTV ini bagian dari 277 unit kamera tersembunyi yang dimiliki Jasa Marga di ruas Tol Japek. Selain di kilometer 50 yang menjadi lokasi baku tembak, CCTV lain berjalan normal.
"Kemarin memang kebetulan terganggu CCTV-nya. Pengiriman data terganggu. Hanya 23 CCTV dari Km 49 sampai Km 72," kata Subakti di Gedung Komnas HAM, Menteng, Jakarta Pusat, Senin (14/12/2020).
Dia menjelaskan, 23 CCTV tersebut tidak berfungsi maksimal mulai dari Minggu (6/12/2020) pukul 17.00 WIB hingga Senin (7/12/2020) pukul 04.00 WIB. Menurut dia, saat CCTV terganggu, Jasa Marga sebetulnya hendak melakukan perbaikan.
"Karena waktu mau perbaikan hujan, karena itu kan harus dideteksi pakai suatu alat sehingga perlu waktu. Kemudian beberapa jam kemudian, sekitar 24 jam sudah berfungsi lagi," tuturnya.
Komnas HAM memanggil Subakti untuk dimintai keterangan terkait matinya CCTV saat terjadi penembakan Laskar FPI oleh Polda Metro Jaya pada Senin (7/12/2020) dini hari. Enam orang tewas ditembak polisi.
Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Fadil Imran menegaskan, tindakan tegas dan terukur kepada para pengawal Habib Rizieq Shihab itu dilakukan karena mereka menyerang polisi. Para Laskar FPI itu menyerang dengan menggunakan senjata tajam dan senjata api.
Editor: Zen Teguh