JAKARTA, iNews.id - Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) sekaligus Ketua Satgas Penanganan Covid-19, Doni Monardo menceritakan tantangan yang dihadapi pemerintah di awal pandemi covid-19. Salah satunya Indonesia sempat kehabisan reagen atau cairan kimia yang diperlukan dalam metode PCR untuk mendeteksi covid-19.
Doni mengungkapkan hal itu sempat menghambat proses pengetesan spesimen untuk menemukan kasus Covid-19.
Dampak Penutupan Pemerintah AS Jauh Lebih Parah dari Perkirakan
“Demikian juga reagen PCR yang pada pertengahan April itu nyaris habis. Bukan nyaris habis, habis sama sekali,” katanya dalam dialog pada Rapat Koordinasi Nasional Penanggulangan Bencana Tahun 2021 Hari ke-4 secara virtual, Kamis (9/3/2021).
Namun, Doni mengatakan Indonesia dibantu Korea Selatan dan China melalui para duta besar mendatangkan reagen untuk pengetesan Covid-19.
Sri Mulyani Sebut Beban Kaum Wanita Makin Bertambah Imbas Covid-19
“Tapi kerja sama dengan berbagai pihak termasuk dengan sejumlah dubes kita di Korea Selatan dan juga China, itu memberikan bantuan yang luar biasa,” ucapnya.
Doni pun menegaskan pada saat itu Indonesia berada pada posisi yang rentan terhadap penyebaran Covid-19.
“Jadi kami merasakan betul betapa kita berada pada posisi yang sangat apa namanya rentan waktu itu. Pemeriksaan spesimen untuk PCR swab yang awalnya memang kita harus melakukan tes antibodi, tetapi pemerintah tidak membeli terlalu banyak,” ucap Doni.
Doni mengatakan dukungan terbesar datang dari dunia usaha dalam proses mendatangkan alat pengetesan spesimen Covid-19 ini.
“Sebagian besar adalah dukungan dari dunia usaha. Dan di sini juga kita lihat pada awal kejadian Covid-19 ini betapa seluruh pihak bahu-membahu. Bahkan ada yang menyewa pesawat untuk mendatangkan rapid tes antibodi dari sejumlah negara termasuk juga perlengkapan yang tidak tersedia di Tanah Air,” kata Doni.
Editor: Rizal Bomantama
- Sumatra
- Jawa
- Kalimantan
- Sulawesi
- Papua
- Kepulauan Nusa Tenggara
- Kepulauan Maluku