Dorong Pembangunan Daerah, Kutai Timur Perkuat SDM lewat Sektor Pendidikan
KUTAI TIMUR, iNews.id - Penguatan sumber daya manusia (SDM) menjadi pondasi utama dalam membangun Kutai Timur (Kutim) yang berdaya saing. Sekaligus menjadikan SDM sebagai pendorong pembangunan daerah ke depan.
Oleh karena itu, Pemkab Kutai Timur fokus pada pendidikan, pelatihan, dan pemerataan akses teknologi di seluruh daerah, termasuk di desa-desa, sehingga Pemkab Kutim dapat memastikan SDM digunakan secara optimal dan memberi kontribusi yang signifikan bagi pertumbuhan ekonomi
Dengan pendidikan yang maksimal, generasi muda Kutai Timur bisa menjadi generasi emas yang hebat dan mampu menjadi penyokong utama untuk perubahan positif bagi daerah.
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kutai Timur, Mulyono mengatakan, terkait itu, pihaknya telah meluncurkan tujuh program unggulan di sektor pendidikan pada 2024.
Program ini merupakan langkah Pemkab Kutai Timur dalam meningkatkan kualitas dan akses pendidikan di seluruh wilayah. Program itu berlaku di sekolah negeri maupun swasta. Pertama adalah pemberian buku dan seragam gratis yang telah berlangsung sejak beberapa tahun lalu dan masih berlanjut sampai sekarang dengan terus mengalami penyempurnaan.
Jika sebelumnya, pemenuhan buku gratis hanya untuk buku wajib tetapi sekarang berkembang hingga ke buku pendamping dan mulok (muatan lokal).
Kemudian, adanya bantuan seragam wajib untuk SD dan SMP. Jika sebelumnya hanya seragam putih-merah dan putih-biru, kini juga sudah menyasar hingga seragam olahraga, batik, dan pramuka.
Secara jumlah, jika pada 2023 hanya 23.000 buku maupun seragam yang disediakan dengan anggaran Rp20,80 miliar. Pada 2024 sudah mencapai 85.273 buku dengan anggaran Rp160,21 miliar.
Program beasiswa untuk lingkup SD dan SMP menjadi langkah kedua. Bahkan pada tahun ini, jumlahnya dinaikan hingga tiga kali lipat dari tahun sebelumnya. Jika pada 2023 jumlah yang digelontorkan untuk beasiswa mencapai Rp5,5 miliar atau untuk 8,7 persen siswa, tetapi sekarang menjadi Rp16,75 miliar untuk 20,8 persen siswa.
Secara rinci, ada 4.870 anak SD pada 2023 yang menerima beasiswa dengan mendapatkan Rp750.00 untuk setiap anak. Sementara tahun ini, setiap anak menerima Rp1 juta yang dibagikan ke 12.250 anak. Untuk siswa SMP, pada 2023, ada 1.100 anak menerima Rp1 juta per orang dan pada tahun ini, ada 2.500 anak yang masing-masing mereka Rp1,5 juta.
Program ketiga, kata Mulyono, adalah Bantuan Operasional Sekolah Daerah (BOSDA). Program ini bertujuan, agar kebutuhan dalam pemenuhan fasilitas ataupun sarana dan prasarana sekolah tidak perlu lagi berasal dari sumbangan orang tua dan komite sekolah. Misalnya, untuk mengecat ruang kelas, pemasangan gorden, dan kipas.
Untuk program tahun ini, Mulyono menyampaikan, anggarannya naik hingga dua kali lipat. Jika pada 2023 anggaran yang disediakan berjumlah Rp8,9 miliar, pada tahun ini mencapai Rp19 miliar. Program ini juga menyasar juga ke sekolah setingkat SD dan SMP seperti Madrasah Ibtidaiyah dan Madrasah Aliyah.
“Lalu ada juga BOSDA sebagai tambahan dana operasional bagi sekolah-sekolah di Kutai Timur,” ujar Mulyono.
Selain itu, program keempat adalah memenuhi kebutuhan seragam para guru sebanyak dua stel. Program kelima, insentif untuk kesejahteraan guru yang nilainya dikisaran Rp6 juta-Rp12juta. Besarannya berdasarkan masa kerja, golongan, pangkat, dan penempatan atau zonasi. Insentif juga diberikan untuk guru dengan status PPPK sebesar Rp4 juta, dan guru nonformal sebesar Rp2,5 juta hingga Rp3,5 juta.
Terkait pembangunan fisik, lanjutnya, hal itu masuk dalam program keenam dan dilakukan dalam dua model, yakni pembentukan sekolah baru dan penambahan ruang kelas. Pada 2023, ada empat sekolah SD yang dibangun baru yaitu SD 014 dan 015 di Sangatta Utara, serta SD 09 Rantau Bulung dan 020 Bengalon. Pada tahun ini, ada tiga sekolah SD lagi yang dibangun, yakni SD 016 dan 017 di Sangatta Utara dan 014 di Sangatta Selatan.
Selain sekolah baru, Disdikbud Kutai Timur juga membangun ruang kelas baru sebanyak 122 unit senilai Rp100,43 miliar yang digelontorkan 2023. Pada tahun ini, ada 353 unit dengan nilai Rp369,12 miliar.
Kemudian pembaharuan fasilitas lainnya mulai dari ruang guru, ruang perpustakaan, ruang laboratorium, ruang UKS, kemudian ruang BP, musala, toilet, aula, pagar, dan lainnya mencapai 564 unit senilai Rp189,03 miliar pada 2023, dan tahun ini menyasar 608 unit dengan anggaran Rp270,69 miliar.
Ketujuh adalah program pengakreditasian pada SD dan SMP dengan melibatkan setiap pihak. Pada 2023, ada 86 SD terakreditasi A dan 103 terakreditasi B, serta 27 SMP terakreditasi A dan 49 SMP terakreditasi B.
Di luar program itu, Disdikbud Kutai Timur menambahkan program pembelajaran digital yang kini ada 191 titik menjadi targetnya dengan 119 sekolah. Dari jumlah tersebut, sudah ada 123 titik terpasang dan ditargetkan selesai pada akhir tahun ini.
Tidak cukup di situ, Disdikbud Kutai Timur juga akan melengkapi fasilitas digital dengan mengundang Google untuk memberikan pengetahuan yang lebih lanjut sehingga fasilitas yang ada menjadi maksimal digunakan sebagai pembelajaran.
Disdikbud Kutai Timur terus berupaya dalam memenuhi kebutuhan mobilitas para tenaga pengajar. Pada saat ini, sudah ada 584 unit motor dan 19 mobil bagi kepala sekolah dari TK hingga SMP, para pengawas Kepala SKB, dan Kepala PKBM. Pengadaannya pun termasuk untuk setiap korwil, untuk UPT setiap kecamatan maupun setiap korwas.
Pengembangan tenaga pendidik juga memiliki loncatan baru dengan mengorbitkan para guru dan siswa ke setiap kampus ternama di Indonesia. Mulai UGM, UI, ITB, IPB, UNPAD, UNHAS, ITS, maupun UNY.
Sudah ada 50 anak siswa yang disekolahkan ke kampus tersebut agar kuliah secara reguler. Kepada para guru diberikan kuota 170 orang untuk S1 dengan 70 orang menempuh program linier. Sementara, 190 orang lainnya akan mengikuti program S2 Inklusi.
Mereka diberikan sistem Rekognisi Pembelajaran Lampau atau yang dikenal sebagai sistem diskon. Pada sistemn tesebut, tingkat S1 akan belajar selama dua tahun dan S2 dalam satu tahun. Mereka dikirimkan ke UPI Bandung untuk S1 dan S2 ke UNY Yogyakarta.
Dari segi budaya, menurut Mulyono, pihaknya sudah melakukan beberapa langkah seperti pendataan dan pelestarian situs cagar budaya. Hal ini dilakukan seiring ulang tahun Kabupaten Kutai Timur ke-25 pada 12 Oktober 2024. Pihaknya turut mengajak 32 paguyuban untuk memeriahkan festival ini. Tidak hanya itu, ada 1.540 anak yang ikut acara membatik dan mendapatkan rekor MURI.
“Kemudian, kami mengadakan kegiatan yang namanya pemecahan rekor MURI untuk membatik pelajar. Pelajar membatik dengan tema adalah batik wakaroros. Batik wakaroros itu, khas Kutai Timur. Jadi sebanyak 1.540 anak hadir di tempat yang sama membatik dan langsung mendapat rekor MURI. Yang ketiga, kita juga mengadakan yang namanya festival Magic Land. Ini merupakan kegiatan-kegiatan terkait dengan bagaimana keajaiban Kutai Timur,” tuturnya.
Editor: Anindita Trinoviana