Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Duh! Politikus Golkar Ngaku Susah Dapat Uang Halal sebagai Anggota DPR
Advertisement . Scroll to see content

Dosen Komunikasi Politik UMN Ungkap Cara Politikus Gaet Suara Anak Muda lewat Medsos

Senin, 18 September 2023 - 20:22:00 WIB
Dosen Komunikasi Politik UMN Ungkap Cara Politikus Gaet Suara Anak Muda lewat Medsos
Dosen dan Analis Komunikasi Politik UMN, Silvanus Alvin, mengungkap cara politikus memanfaatkan medsos untuk menggaet suara anak muda. (Foto: Istimewa)
Advertisement . Scroll to see content

JAKARTA, iNews.id - Dosen dan Analis Komunikasi Politik dari Universitas Multimedia Nusantara (UMN), Silvanus Alvin, mengatakan para politikus harus bisa memanfaatkan media sosial (medsos) sebagai medium kampanye kepada anak muda. Gaya komunikasi atau konten yang disajikan harus mengikuti selera anak muda atau snackable.

"Jadi saya pernah menulis riset snackable konten. Maksudnya gini, kalau kita makan nasi atau bakmi kita paling cuma takaran tertentu doang, habis itu kenyang. Tapi kalau kita makan snack (makaroni), satu dua, tahu-tahu sudah habis satu kantong atau popcorn. Kita masih laper gak? Masih. Nah, konten itu harus seperti itu. Snackable konten," kata Alvin dalam diskusi #PodcastAksiNyata Partai Perindo, Senin (18/9/2023).

Alvin menjelaskan, platform medsos seperti Instagram dan TikTok memiliki fitur reels yang durasinya tidak terlalu panjang. Hal ini bertujuan untuk menayangkan konten yang singkat namun pesan yang disampaikan dapat dipahami.

Selain itu, kata Alvin, para politikus juga harus menyampaikan program kerja yang kerap disukai anak muda, seperti mengangkat tema lingkungan, pembangunan berkelanjutan, penegakan hukum, dan antikorupsi.

"Hal-hal seperti itu yang bisa menjadi pintu masuk politisi (kepada anak muda)," ucapnya.

Meski demikian, kata Alvin, metode atau kampanye konvensional seperti baliho dan spanduk juga masih dibutuhkan para politisi. Hal itu lantaran populasi pemilih generasi X di Indonesia masih banyak.

"Harus hybrid. Karena kita masih ada generasinya. Misal generasi X dan cara lama seperti baliho spanduk efektif enggak? Masih. Misalnya juga di daerah yang agak timur misalnya, di mana orang tidak semasif menggunakan TikTok atau Instagram. Boleh gak? Boleh," ujarnya.

Editor: Rizky Agustian

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut