Dua Kapal Perang TNI AL Lolos dari Ancaman Ranjau Laut di Perairan Pontianak
JAKARTA, iNews.id - TNI Angkatan Laut (AL) menggelar latihan operasi pendaratan (Latopsratmin) 2021 saat lintas laut menuju daerah operasi pendaratan di Lampung, Jakarta, (24/8/2021). Latihan tersebut melibatkan dua kapal perang.
Dalam latihan itu, Kapal Republik Indonesia (KRI) Teluk Bintuni 520 dan KRI Teluk Banten 516 berhasil lolos dari ancaman ranjau laut yang disebar oleh pasukan musuh di Perairan Pontianak.
"Lolosnya dua kapal perang TNI AL dari unsur Komando Lintas Laut Milter (Kolinlamil) dan Koarmada II dari ancaman ranjau laut itu terjadi dalam sesi latihan operasi pendaratan (Latopsratmin) 2021," dikutip dari keterangan Dispen Kolinlamil TNI AL, Sabtu (8/28/2021).
Dua kapal perang yang tergabung dalam Komando Tugas Gabungan Pendaratan Administrasi (Kogasgabratmin) tersebut berhasil keluar dari pelabuhan dengan selamat dan langsung melancarkan operasi di perairan terbuka setelah melakukan Mine Field Transit (MFT).
Diketahui, MFT merupakan suatu prosedur melewati medan ranjau atau proses penuntunan melewati alur terobos pada medan ranjau demi keamanan dan keselamatan personel dan kapal itu sendiri.
Latihan diawali dengan Communication Check, yakni Komandan KRI Teluk Bintuni 520 sebagai Officer Conducting Serial (OCS) yang akan mengendalikan semua jaring komunikasi radio dan melaksanakan pencocokan waktu.
Kemudian dilanjutkan dengan Departure Harbour berturut-turut KRI Teluk Bintuni 520 dan KRI Teluk Banten 516. Setelah keluar dari pelabuhan, seluruh unsur-unsur melaksanakan Latihan Mine Field Transit (MFT).
Selain itu, latihan juga melakukan Tactical manouvering (Tacman), yaitu semua unsur melaksanakan manuver taktis dengan berbagai formasi yang telah ditentukan oleh OCS. Bahkan, dalam lintas laut menuju daerah operasi pendaratan ini kali ini juga melakukan latihan Publication Exercise (Pubex) dan Replenishment At Sea (RAS).
Replenishment at Sea merupakan kegiatan untuk memperbekali logistik pasukan antarkapal perang, mengisi bahan bakar, hingga proses evakuasi penumpang kapal.
Editor: Kurnia Illahi