Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Kereta Cepat Whoosh Bikin Tekor Triliunan, Analis Politik UNJ: Ada Tanda-Tanda Korupsi
Advertisement . Scroll to see content

Ekonom Ungkap China Paling Diuntungkan dari Proyek Kereta Cepat Whoosh, Ini Alasannya

Selasa, 21 Oktober 2025 - 21:28:00 WIB
Ekonom Ungkap China Paling Diuntungkan dari Proyek Kereta Cepat Whoosh, Ini Alasannya
Pakar ekonomi politik Ichsanuddin Noorsy. (Foto: iNews)
Advertisement . Scroll to see content

JAKARTA, iNews.id - Pakar ekonomi politik Ichsanuddin Noorsy menilai China merupakan pihak yang paling diuntungkan dari proyek Kereta Cepat Jakarta–Bandung atau Whoosh. Menurut dia, proyek tersebut sejak awal tidak dijalankan dengan skema business to business (B2B) atau business to government (B2G). 

Dia bahkan menyebut terjadi penyimpangan prosedural dalam penugasan Badan Usaha Milik Negara (BUMN).

“Yang statusnya sebenarnya B2B tapi kemudian terkena beban negara karena BUMN ditugaskan. Artinya secara prosedur hal dia menjadi tidak tampak tegas apakah memang konstruksinya B2B atau B2G itu kalimat penting di situ,” kata Ichsanuddin dalam program Rakyat Bersuara bertajuk Ada Korupsi Triliunan di Kereta Cepat? yang tayang di iNews, Selasa (21/10/2025).

Dia juga menyoroti pergeseran studi kelayakan atau feasibility study dari Jepang ke China yang menurutnya menyimpan tanda tanya besar. 

“Kemudian ini kok tiba-tiba bergeser. Ini ada informasi asimetri, nah informasi asimetri dari Jepang bocor ke China. Siapa yang mau bocorin? Siapa yang memimpin negosiasi begitu dan itu masih ditelusuri lebih dalam,” tutur dia.

Lebih lanjut, Ichsanuddin menilai proyek Whoosh menjadi pintu masuk invasi China ke Indonesia. Dia menyebut terdapat empat bentuk dominasi yakni modal, teknologi, material, dan tenaga kerja yang seluruhnya didatangkan dari China.

“Nah begitu masuk ke dalam, menarik di sini ada tiga kata kuncinya begitu masuk dalam kajian saya, maka sesungguhnya China, pemerintah China itu sudah melakukan invasi modal, invasi teknologi, invasi material, karena semuanya dari China, yang paling menarik invasi tenaga kerja. Ini pada kasus Whoosh,” kata dia.

“Makanya tadi bergeser nih FS (Feasibility Study) ke China, oke disetujui. Maka pada saat disetujui, itu ada invasi, ada invasi modal, ada invasi teknologi, ada invasi material dan yang menarik paling menarik invasi tenaga kerja,” imbuhnya.

Menurut Ichsanuddin, hal ini menimbulkan pertanyaan besar tentang siapa sebenarnya yang memperoleh manfaat terbesar dari proyek tersebut. 

“Ketika terjadi invasi dari situ maka muncul pertanyaan kalau begitu sesungguhnya dibalik proyek pembuangan kereta api ini siapa yang sesungguhnya memperoleh benefit,” tutur dia.

“Saya enggak bicara dulu profit, saya enggak bicara dulu profit, siapa yang sesungguhnya memperoleh benefit atas proyek ini? Udah tahu kan China,” pungkasnya.

Editor: Rizky Agustian

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut