Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Kereta Cepat Whoosh Bikin Tekor Triliunan, Analis Politik UNJ: Ada Tanda-Tanda Korupsi
Advertisement . Scroll to see content

Ekonom Ungkap Skema Biaya Kereta Cepat dari Jepang Lebih Murah Ketimbang China

Rabu, 22 Oktober 2025 - 07:06:00 WIB
Ekonom Ungkap Skema Biaya Kereta Cepat dari Jepang Lebih Murah Ketimbang China
Pengamat Ekonomi, Anthony Budiawan di program Rakyat Bersuara, Selasa (21/10/2025). (Foto: Tangkapan Layar)
Advertisement . Scroll to see content

JAKARTA, iNews.id - Pengamat Ekonomi, Anthony Budiawan mengungkapkan bahwa skema pembiayaan proyek kereta cepat dari Jepang ternyata lebih murah ketimbang China. Diketahui, proyek kereta cepat di Indonesia semula direncanakan bekerja sama dengan Jepang, namun akhirnya beralih ke China. 

Dalam program Rakyat Bersuara bertajuk 'Ada Korupsi Triliunan di Kereta Cepat?', yang disiarkan di iNews, Selasa (21/10/2024), Anthony awalnya menegaskan jika proyek Kereta Cepat Whoosh sudah bermasalah secara keuangan. 

"Karena apa? Kalau dia tidak bermasalah maka ini bisa dibiayai oleh KCIC," ucap Anthony.

Dalam paparannya di layar, Anthony menerangkan skema pembiayaan yang diajukan Jepang menawarkan nilai investasi 6,2 miliar dolar AS. Sedangkan, China lebih rendah senilai 5,5 miliar dolar AS hingga kemudian terpilih.

"Jepang menawarkan 6,2 miliar dolar AS. Kemudian China menawarkan 5,5 miliar dolar AS. Nah, di situ katanya dipilih. Tapi kita lihat pembiayaan adalah 75 persen. Dua-duanya mengatakan 75 persen," tuturnya.

Meski angkanya jauh lebih rendah, namun China mematok bunga 2,0 persen, sementara Jepang hanya 0,1 persen. 

"Dengan bunga per tahun 0,1 persen dan China 2,0 atau 2 persen. Kalau kita bicara 20 kali lipat. China lebih mahal. Artinya dalam 4,65 juta dolar AS setahun. China 20 kali lipat yaitu 82,5 juta dolar AS. Bunga dalam 10 tahun 46 juta (dolar AS) untuk Jepang dan 825 juta (dolar AS) untuk China," kata dia.

Dia menyampaikan, jika komponen bunga yang sangat besar ini karena 75 persen pembiayaan harusnya dihitung sebagai biaya proyek. Karena dimana pun, dalam evaluasi proyek, karena bunga harus dibayar.

"Karena bunga harus dibayar dan kita fix bunga dibayar 10 tahun tetap. Karena kita grace period. Tidak bayar cicilan. Jadi mudah sekali untuk dihitung. Jadi kalau kita bilang biaya proyek plus bunga 10 tahun. Maka Jepang (lebih murah)," ujar Anthony.

Editor: Aditya Pratama

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut