Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Kejagung soal Red Notice Jurist Tan: Kita Sedang Tunggu Informasi dari Interpol 
Advertisement . Scroll to see content

Eks Dirjen Kemenhub Prasetyo Ternyata sering Mangkir sebelum Ditangkap Kejagung

Senin, 04 November 2024 - 10:39:00 WIB
Eks Dirjen Kemenhub Prasetyo Ternyata sering Mangkir sebelum Ditangkap Kejagung
Mantan Dirjen Perkeretaapian Kementerian Perhubungan Prasetyo Boeditjahjono (Foto MPI).
Advertisement . Scroll to see content

JAKARTA, iNews.id - Kejaksaan Agung (Kejagung) telah menetapkan mantan Direktur Jenderal Perkeretaapian Kementerian Perhubungan Prasetyo Boeditjahjono sebagai tersangka kasus dugaan korupsi jalur kereta api Besitang-Langsa. Prasetyo ternyata sering mangkir pemeriksaan sebelum akhirnya ditangkap.

“Yang bersangkutan sudah beberapa kali dipanggil secara patut sebagai saksi, namun yang bersangkutan tidak mengindahkan,” kata Kapuspenkum Kejagung, Harli Siregar, Senin (4/11/2024).

Sementara Dirdik Jampidsus Kejagung Abdul Qohar mengungkapkan, Prasetyo ditangkap di sebuah hotel di Sumedang, Jawa Barat saat sedang bersama keluarganya. Penyidik sudah memantau pergerakan Prasetyo selama tiga minggu.

“Jadi penangkapan bukan tiba-tiba, kami ingin tegakkan hukum, tegakkan keadilan. Siapa pun yang terlibat, siapa pun yang melakukan tindak pidana korupsi, bila cukup bukti kami pasti akan cari,” ujar dia.

Saat ini, Prasetyo ditahan di rutan Salemba cabang Kejagung selama 20 hari ke depan.

Diketahui, Balai Teknis Perkeretaapian (BTP) kelas 1 Medan membangun jalur KA Trans Sumatera Railways, yang salah satunya adalah jalur Besitang-Langsa. Jalur ini menghubungkan Sumatera Utara dan Aceh dengan anggaran pembangunan sebesar Rp1,3 triliun yang bersumber dari SBSN atau surat berharga syariah negara.

Namun, dalam pelaksanaan pembangunan tersebut, Prasetyo memerintahkan kuasa pengguna anggaran yaitu NSS untuk memecah pekerjaan konstruksi tersebut menjadi 11 paket. Dia memerintahkan NSS yang kini sudah menjadi terdakwa kasus korupsi poyek KA, untuk memenangkan 8 perusahaan dalam proses tender atau lelang.

Menurut Qohar, sistem lelang tak dilengkapi dengan dokumen pengadaan yang telah disetujui pejabat teknis. Selain itu, metode penilaian kualifikasi pengadaan bertentangan dengan aturan.

Di kemudian hari, hal itu akhirnya mengakibatkan jalur kereta menjadi amblas dan tak dapat digunakan.

"Konsultan pengawas dengan sengaja memindahkan jalur pembangunan kereta api yang tidak sesuai dengan dokumen desain dan jalan sehingga jalur kereta api Besitang-Langsa mengalami amblas atau penurunan tanah dan tidak berfungsi atau tidak dapat terpakai," ujar Qohar.

Kerugian negara yang ditimbulkan oleh perbuatan Prasetyo yakni senilai lebih dari Rp 1,1 triliun.

Editor: Reza Fajri

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut