Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Kolaborasi MNC Games dan ITOXI Luncurkan Game Perdana The God of Highschool: Legends
Advertisement . Scroll to see content

Ekspresi Politik Generasi X, Y, dan Z pada Pemilu 2024

Selasa, 22 Agustus 2023 - 09:04:00 WIB
Ekspresi Politik Generasi X, Y, dan Z pada Pemilu 2024
Dr. Novendra Hidayat, S.IP., M.Si. (Foto: Istimewa)
Advertisement . Scroll to see content

Dr. Novendra Hidaya, S.IP., M.Si.

Dosen Jurusan Ilmu Politik FISIP Universitas Bangka Belitung

SETIAP generasi memiliki pendekatan yang berbeda-beda dalam mengekspresikan dirinya terhadap pilihan politik. Perbedaan karakteristik itu juga ditemukan pada generasi X, Y, dan Z sebagai bagian besar penyusun populasi manusia yang mendiami bumi hari ini. 

Pertama, generasi X atau juga disebut Gen X adalah mereka yang lahir pada 1965-1976 (saat ini berusia 47-58 tahun). Periode kelahiran generasi ini ditandai oleh kondisi dunia yang pada saat itu sedang mengalami ragam krisis ekonomi global, sehingga generasi ini dituntut untuk mandiri dan pintar dalam mencari peluang. Gen X memiliki karakteristik yang disiplin, pekerja keras, mandiri, lebih mengutamakan work-life balance hingga dipandang mampu memecahkan masalah dengan baik.

Bila dikaitkan dalam konteks pemilihan, Gen X ini tentu juga rasional karena faktor pengalaman hidup yang telah mereka lalui. Tingkat partisipasi mereka bergantung pada faktor tingkat kepercayaan mereka pada politik, berjalan baik ataupun buruknya sistem politik, dan seberapa besar aktor politik dapat merespons dan memenuhi ekspektasi politik mereka. 

Kedua, generasi Y alias Gen Y, juga dikenal dengan sebutan milenial. Mereka yang masuk dalam kelompok ini lahir pada 1977-1994 (per 2023 berusia 29-46 tahun). Milenial cenderung memiliki sikap yang lebih berani berpendapat, dan berpikir out of the box. Gen Y yang tumbuh besar pada era transisi teknologi dari analog ke digital dan ditandai pula dengan kemunculan internet dan media sosial, menjadikan mereka digital native (melek teknologi). 

Kondisi tersebut menyebabkan Gen Y cenderung memiliki sikap yang lebih ekspresif dan pemikiran yang relatif lebih terbuka. Secara politik, karakteristik seperti ini tentu akan menyebabkan Gen Y lebih partisipatif dan tidak mudah dimobilisasi. Gen Y yang merupakan perpaduan sikap terbuka dan digital native akan lebih mudah mengakses informasi sehingga generasi ini dipandang akan lebih rasional dalam menentukan pilihan politik mereka.

Secara demografi, jumlah milenial ini besar. Sayangnya, pertumbuhan generasi ini dalam beberapa pemilu terakhir belum mendapatkan ruang yang proporsional dalam proses kebijakan. Generasi milenial selama ini hanya menjadi objek politik yang diperdagangkan. Dengan jumlah yang besar, seharusnya milenial adalah subjek perubahan. Mereka semestinya diajak bersahabat untuk memengaruhi kebijakan, sehingga dapat berpartisipasi dalam politik secara mandiri. 
 
Hal inilah yang sering dilanggar oleh partai politik (parpol) dan politisi. Mereka memberlakukan generasi milenial sebagai lokomotif perubahan masih sebatas di kertas suara. Akhirnya, kaum milenial tidak mendapatkan "empati" bahwa politik adalah bagian dari perjuangan generasi mereka di masa depan, baik yang ditelurkan lewat undang-undang atau pun peraturan.

Lahirnya sejumlah politisi muda di daerah belum menjadi  representatif milenilal dalam kebijakan. Kehadiran mereka sebagai politisi tidak lahir dengan “darah merah” milenial kebanyakan, melainkan mengusung “darah biru” dari pendahulunya, yang secara umur dikategorikan milenial. 

Sementara itu, generasi Z atau Gen Z yang lahir pada 1995-2010 (usia maksimal 28 tahun)  tumbuh di dunia yang serba digital dan canggih. Keadaan ini membuat Gen Z memiliki ketergantungan pada teknologi (gadget mania) yang ditandai dengan aktivitas yang tinggi pada media sosial.

Gen Z dapat memanfaatkan akses teknologi informasi yang sangat terbuka hari ini dengan baik membuatnya tak sulit dalam menentukan pilihan politik. Sayangnya, generasi ini terlanjur dicap apolitis dan cenderung dianggap "masih labil" karena karakternya yang gadget mania dan serba praktis. Posisinya sebagai sebagai pemilih pemula dan apolitis tersebut membuat sebagian kalangan masyarakat menilai Gen Z ini sekedar ikut-ikutan dan mudah terbujuk rayu. 

Hal ini disebabkan masih relatif minimnya pengalaman dalam melihat realitas politik. Sebuah kondisi yang sangat disayangkan sebenarnya. Sebab, menurut data yang dirilis Badan Pusat Statistik (BPS), hasil Sensus 2020 menunjukkan bahwa populasi Gen Z di Indonesia mencapai 68,6 juta jiwa atau 27,9 persen dari total penduduk Indonesia yakni sekitar 270,20 juta jiwa. 

Setiap pesta demokrasi, jumlah pemilih pemula terus bertambah. Begitu pula dengan kemunculan Gen Z yang secara umur dikategorikan masuk sebagai kelompok milenial junior. Generasi ini sangat bergantung dengan teknologi. 

Pemilih Gen Z secara kesuluruhan, berjumlah 46,8 juta jiwa atau sebanyak 22,85 persen dari keseluruhan daftar pemilih tetap (DPT) pada Pemilu 2024 yang mencapai 204,8 juta jiwa. Data ini menegaskan bahwa sejatinya Gen Z memainkan peran yang amat potensial dan strategis pada kontestasi elektoral tahun 2024. Dengan jumlahnya yang signifikan, Gen Z menentukan keberhasilan politik para kandidiat di Pemilu 2024 ini.

Pekerjaan rumahnya, para kandidat membutuhkan formulasi dan pendekatan, hingga komunikasi politik yang mungkin lebih kompleks dalam memanfaatkan potensi Gen Z. Ini berbeda perlakuannya dengan Gen Y dan X, yang sudah memiliki  pengalamannya berpartisipasi di politik dan ruang-ruang publik. Ini pula yang menyebabkan pemilih dari Gen Z cenderung lebih rasional, selektif, dan objektif dalam menentukan pilihan politiknya.

Gen Z jelas punya persentase signifikan dalam komposisi pemilih pada Pemilu 2024. Harapan kita, setiap generasi memainkan perannya masing-masing dalam meningkatkan partisipasi politik, mendorong kesadaran berpolitik hingga perbaikan kualitas demokrasi dapat diwujudkan sebagaimana harapan.

Editor: Ahmad Islamy Jamil

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut