Elektabilitas Golkar Merosot Sejak Setya Novanto Terjerat Kasus
JAKARTA, iNews.id - Kasus hukum yang menyeret Ketua Umum Partai Golkar, Setya Novanto memengaruhi elektabilitas partai berlambang pohon beringin itu. Maka itu perlu segera digelar Musyawarah Nasional Luar Biasa (Munaslub).
Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Jawa Barat, Dedi Mulyadi mengungkapkan, elektabilitas partainya merosot sejak Setya Novanto terlibat proses hukum di Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Menurutnya, nasib Partai Golkar jangan bergantung kepada Setya Novanto.
"Kan memang sudah riset. enam bulan yang lalu 18 persen. Bulan ini 12 persen, artinya dalam waktu dua bulan ini turun enam persen dari 33 juta pemilih," ujar Dedi dalam acara Polemik MNC Trijaya bertajuk Beringin Diterpa Angin, di Cikini, Jakarta Pusat, Sabtu (25/11/2017).
Dia mengingatkan, jika kondisi ini terus dibiarkan, banyak internal partai yang dirugikan. Apalagi, kata dia semakin mendekati musim pemilu.
Namun dia mengakui sikap Dewan Pembina dan pimpinan pusat partai tetap menunggu hasil praperadilan yang diajukan Setya Novanto sebelum memutuskan munaslub.
"Kita kehilangan separuh suara nasional. Hitung berapa ribu itu kader Golkar akan mengalami kegagalan menjadi legislatif," ucapnya.
Sementara itu pengamat politik, Gun Gun Heryanto menilai Partai Golkar perlu mengganti sosok baru. Dia menerangkan, sosok dimaksud adalah bebas dari masalah sehingga mampu memimpin Partai Golkar bersaing dalam agenda besar Pilkada Serentak dan Pilpres 2019.
"Posisi hari ini adalah bagaimana Ketua Umum Partai Golkar itu sudah mengalami titik jenuh citra politik," ucap Gun Gun
Editor: Kurnia Illahi