Enam Kunci Percepatan Link and Match Pendidikan Vokasi dengan DUDI
JAKARTA, iNews.id - Link and match di pendidikan vokasi dinilai penting karena akan menguntungkan kedua pihak, yakni pendidikan vokasi juga Dunia Usaha dan Dunia Industri (DUDI). Pendidikan vokasi lebih bisa beradaptasi dengan kebutuhan industri.
Sementara industri bisa mendapatkan tenaga kerja yang kompeten yang sesuai kebutuhan. Dirjen Pendidikan Vokasi Kemendikbudristek Wikan Sakarinto mengatakan, vokasi harus terus melakukan inovasi dan terobosan.
"Kami mendorong vokasi benar-benar menikah dengan dunia usaha dan industri. Kurikulum harus kolaborasi, pengajar tamu rutin, ada sertifikasi kompetensi bagi mahasiswa yang sudah magang dan penyerapan lulusan harus dilakukan lebih. Jangan pernah puas, selalu perbaiki inovasi lebih sempurna lagi, harus kita kejar," dikutip dari Instagram resmi Direktorat Dikti Vokasi dan Profesi di @diktivokasi, Senin (24/5/2021).
Ada enam hal yang harus dilakukan dalam mempercepat implementasi konsep tersebut, pertama menyepati tujuan yang ingin diciptakan dan ramu mekanismenya bersama-sama.
Kedua, mengundang tenaga ahli untuk mengajar dalam kerangka kurikulum yang telah disepakati. Ketiga, menyusun program magang di DUDI yang konsepnya didesain bersama-sama.
Keempat, memberikan legalitas kepada peserta yang telah selesai magang berupa sertifikat kompetensi yang disahkan oleh perguruan tinggi dan industri.
Kelima, dunia usaha dan dunia industri bisa berkontribusi kepada mahasiswa vokasi dengan pemberian beasiswa, ikatan dinas maupun sumbangan alat praktik dan keenam melibatkan mahasiswa dalam membuat produk inovasi dosen maupun perguruan tinggi dilanjutkan buat paten dan produksi secara massal agar lebih berdaya guna bagi masyarakat luas.
Salah satu bentuk link and match antara pendidikan tinggi vokasi dengan DUDI, yakni terciptanya solusi pada masalah DUDI yang berdasar pada pengembangan riset keilmuan terapan. Guna menciptakan ekosistem riset terapan yang kondusif inilah, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) meluncurkan skema pembiayaan Program Riset Terapan Keilmuan Dalam Negeri – Dosen Pendidikan Tinggi Vokasi.
Program tersebut merupakan salah satu dari sembilan Program Beasiswa Pendidikan Vokasi Tahun 2021 yang disepakati oleh Kemendikbudristek melalui Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi dengan Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP).
Direktur Kemitraan dan Penyelarasan Dunia Usaha dan Dunia Industri (Mitras DUDI), Ahmad Saufi menjelaskan, program riset keilmuan terapan ini kental akan relevansi pendidikan tinggi vokasi terhadap kebutuhan DUDI, khususnya sektor UMKM serta masyarakat.
Dia meminta agar setiap riset terapan yang dilakukan perguruan tinggi vokasi harus sejalan dengan kebutuhan dunia industri atau bersifat demand driven.
“Riset terapan yang akan didanai adalah riset mampu menjawab kebutuhan DUDI, seperti supaya produk dalam bentuk barang atau jasa dapat lebih baik, lebih berkualitas, atau lebih murah. Tantangan ini datangnya dari DUDI,” ucap Saufi pada acara Diskusi Media Program Beasiswa Pendidikan Vokasi Indonesia Tahun 2021 di Hotel Atlet Century.
Dia menuturkan, LPDP menyerahkan seluruh proses penyusunan skema, syarat dan seleksi kepada Kemendikbudristek. Pihaknya menggandeng Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin) untuk terlibat menjadi kurator dan reviewer dari program ini sehingga baik pendidikan tinggi vokasi maupun industri yang digandeng memiliki persepsi yang sama terhadap pengembangan riset terapan.
“Skema ini diberikan apabila peneliti mampu menggandeng industri dan menyampaikan ada problem industri yang bisa dijawab dengan peluncuran dana riset terapan ini,” tuturnya.
Editor: Kurnia Illahi