Enggan Tetapkan Bencana Nasional, Jokowi Siapkan Inpres Gempa NTB
JAKARTA, iNews.id – Presiden Joko Widodo (Jokowi) sedang menyiapkan instruksi presiden (inpres) terkait penanganan gempa di Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB), dan sekitarnya. Meski sudah menelan korban ratusan jiwa, kepala negara masih enggan menetapkan status bencana di daerah itu sebagai bencana nasional.
“Ini baru disiapkan inpres, yang paling penting menurut saya bukan ditetapkan atau tidak ditetapkan (sebagai bencana nasional), yang paling penting adalah penanganan langsung di lapangan,” kata Jokowi di Istana Merdeka, Jakarta, Senin (20/8/2018).
Gempa bumi beruntun mengguncang Lombok sejak tiga pekan lalu dengan kekuatan yang cukup besar. Terakhir, gempa kembali terjadi dengan kekuatan 6,9 skala Richter (SR) pada Minggu (19/8/2018) pukul 21.56 WIB. Gempa tersebut menimbulkan guncangan keras di Lombok Timur dan Lombok Utara dengan intensitas VI-VII MMI (kuat).
“Pemerintah pusat total memberikan dukungan penuh bantuan kepada baik kepada pemprov (pemerintah provinsi), pemkab (pemerintah kabupaten), dan tentu saja yang paling penting kepada masyarakat. Intinya ke sana,” ucap presiden.
Jokowi pun mengaku terus mengikuti setiap perkembangan informasi mengenai bencana tersebut. “Saya ikuti terus kok. Setiap menit saya ikuti terus, tadi malam saya dapat info dari sana, mungkin enggak tahu saya mau mengatur waktu lagi ke Lombok,” tuturnya.
Presiden sudah mengunjungi daerah yang dilanda gempa di Lombok pada 13-14 Agustus 2018 lalu. Jokowi antara lain meninjau bangunan RSUD Tanjung, Pasar Tanjung, dan posko pengungsian di halaman Polsek Pemenang, Kecamatan Pemenang, Lombok Utara, NTB.
Data sementara yang berhasil dihimpun Posko Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) hingga hari ini pukul 10.45 WIB, tercatat 10 orang meninggal dunia, 24 orang luka-luka, 151 unit rumah rusak (7 rusak berat, 5 rusak sedang, dan 139 rusak ringan), serta enam unit fasilitas ibadah rusak akibat gempa 6,9 SR tadi malam.
Dari 10 orang meninggal dunia tersebut, empat orang berasal dari Kabupaten Lombok Timur, lima orang dari Sumbawa Besar, dan satu orang dari Sumbawa Barat. Tim SAR gabungan dari Basarnas, TNI, Polri, ESDM, dan relawan saat ini masih melakukan evakuasi di lokasi terdampak gempa.
Tercatat 101 kali gempa susulan sudah berlangsung dengan 9 kali gempa dirasakan hingga pukul 11.00 Wita (pukul 10.00 WIB) hari ini. Masyarakat diimbau tetap tenang dan waspada.
Sebelumnya, Lombok Timur diguncang gempa 6,4 SR pada 29 Juli dan gempa 7 SR pada 5 Agustus 2018. Kedua gempa itu menimbulkan korban dan kerusakan cukup besar. Gempa 7 SR pada 5 Agustus lalu menyebabkan 460 orang meninggal dunia dan 7.773 korban luka-luka (959 orang luka berat dan rawat inap dan 6.774 orang luka ringan atau rawat jalan). Tak hanya itu, musibah tersebut juga membuat sebanyak 417.529 orang mengungsi di ribuan titik pengungsian.
Editor: Ahmad Islamy Jamil