Fadli Zon Janji Investigasi Kader Gerindra Jadi Korlap Aksi di Asrama Papua
SURABAYA, iNews.id – Sejumlah organisasi masyarakat (ormas) mendatangi Asrama Mahasiswa Papua (AMP) di Jalan Kalasan, Surabaya, Jawa Timur pada Sabtu, 17 Agustus 2019. Koordinator lapangan (korlap) dari aksi massa itu diduga kader Partai Gerindra yang bernama Tri Susanti.
Wakil Ketua Umum DPP Gerindra Fadli Zon mengaku tidak tahu mengenai dugaan keterlibatan kadernya saat aksi massa di Asrama Mahasiswa Papua itu. Namun, Fadli berjanji akan melakukan investigasi atas dugaan itu.
"Saya enggak tahu itu, nanti akan kita investigasi," kata Fadli Zon saat berkunjung ke Asrama Mahasiswa Papua di Jalan Kalasan, Rabu (21/8/2019).
Nama Tri Susanti atau akrab disapa Mak Susi ramai diperbincangkan usai rusuh di Papua pada Senin, 19 Agustus 2019. Kader Gerindra ini bahkan disebut sebagai salah satu penyebab munculnya ketegangan massa dengan mahasiswa Papua. Sampai-sampai aparat Polrestabes Surabaya turun melakukan pengamanan.
Dugaan ini muncul karena Mak Susi adalah korlap pada saat terjadi aksi massa di Asrama Mahasiswa Papua di Surabaya. Kapolda Jatim Irjen Pol Luki Hermawan pun memanggilnya pada Selasa, 20 Agustus 2019.
Ditemui seusai pertemuan, Susi mengakui ikut dalam aksi massa tersebut dan menyampaikan permohonan maaf. Susi berdalih kedatangannya bersama massa saat itu semata untuk membela merah putih.
"Tujuan utama kami untuk merah putih dan berdampak seperti itu. Mungkin ada pihak lain yang mengondisikan. Kami atas nama masyarakat Surabaya dan rekan-rekan ormas, apabila ada pihak yang sempat meneriakkan (kata-kata) itu, kami sampaikan permohonan maaf dan semoga khususnya di Papua tidak terjadi hal yang tak diinginkan," ujarnya, Selasa (20/8/2019).
Mak Susi mengaku mendatangi asrama Papua dengan beberapa ormas hanya demi merah putih. Dia menegaskan tidak ada pengusiran dan intimidasi kepada warga Papua di Surabaya.
"Ini sudah agenda kami dan bukan kali pertama memasangkan bendera merah putih. Namun mereka menolak memasangnya. Papua ini masih Indonesia, kami hanya ingin ada merah putih, selebihnya bukan urusan kami," katanya.
Editor: Djibril Muhammad