Fenomena Pejabat Pamer Kemewahan, Sekjen DPP Rescue Perindo: Sudah Berlangsung Lama

JAKARTA, iNews.id - Pamer kemewahan yang dilakukan pejabat dan keluarga di media sosial kini tengah menjadi perbincangan. Dalam beberapa kasus viral, pejabat, anak hingga istrinya mengunggah barang-barang mewah seperti tas, sepatu, jam tangan, mobil hingga liburan ke luar negeri.

Sekretaris Jenderal DPP Rescue Perindo, Yudhistira Ikhsan Pramana mengatakan pamer gaya hidup mewah keluarga pejabat telah berlangsung sejak lama. Fenomena ini baru mengemuka saat ini karena kerap viral di media sosial.

Baca Juga

Masinis Tertidur saat Kereta Penuh Sesak Ngebut di Tikungan Tajam, Para Penumpang Terbanting

"Sudah berlangsung lama, cuma sekarang viralnya ya karena istri pejabat suka pamer, mereka sudah punya semua medsos yang bisa digunakan untuk menyatakan eksistensi mereka (ke) siapa pun followers mereka, lingkaran mereka yang mereka kenal maupun tidak kenal," ujarnya dalam Podcast Aksi Nyata Partai Perindo, Kamis (27/4/2023).

Dia menegaskan masyarakat kini sudah bisa menilai dan mengetahui pendapatan pejabat.

Baca Juga

Pamer Mobil Mewah hingga Harley, Harta Kekayaan AKBP Achiruddin Hasibuan hanya Rp467 Juta

"Bahkan semua sudah transparan, gaji eselon 1, 2, 3, tukin sudah transparan, semua bisa cek. Ketika istri pejabat memamerkan, flexing, mereka memamerkan barang mewah, rumah mewah segala macam, ya orang bertanya 'gaji suami lu segini tapi kok bisa beli barang mewah'," katanya.

Menurutnya, sah-sah saja jika orang memamerkan kemewahan, selama berasal dari usaha pribadi yang legal.

Ikhsan mencontohkan keluarga konglomerat yang memamerkan kemewahan. Menurutnya itu sudah jelas karena harta kekayaan konglomerat itu bersumber dari usaha pribadi.

Beda halnya dengan pejabat yang harta kekayaannya bersumber dari gaji dan tunjangan kinerja. Hal itu secara transparan sudah bisa dilacak publik.

"Kalau pejabat yang melekat sebagai pelayanan publik yang orang tahu tukinnya berapa, ya akan terjadi pertanyaan, mereka akan diminta pertanggungjawabannya," katanya.

Editor: Reza Fajri