Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Investasi di Jakarta Tembus Rp204 Triliun, Jadi Daya Tarik Ekonomi Nasional
Advertisement . Scroll to see content

Fenomena PHK jadi Biang Kerok Anjloknya Jumlah Pekurban di RI Tahun Ini

Rabu, 04 Juni 2025 - 22:08:00 WIB
Fenomena PHK jadi Biang Kerok Anjloknya Jumlah Pekurban di RI Tahun Ini
Ilustrasi kurban tahun ini anjlok karena banyaknya PHK massal (Foto: Freepik)
Advertisement . Scroll to see content

JAKARTA, iNews.id - Lembaga survei Institute for Demographic and Affluence Studies (IDEAS) memproyeksi jumlah pekurban (shahibul qurban) di tahun 2025 turun menjadi hanya 1,92 juta orang. Angka ini tercatat jauh lebih rendah dibanding masa pandemi Covid-19.

Dalam rilis yang diunggah IDEAS, penyebab jatuhnya jumlah pekurban di tahun ini karena tingginya angka pengangguran akibat fenomena Pemutusan Hubungan Kerja (PHK).

"Banyaknya fenomena Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) sepanjang 2024 hingga Mei 2025 dan tingginya pengangguran di Indonesia yang terjadi kemungkinan besar menjadi faktor utama penurunan pekurban tahun 2025," bunyi keterangan dikutip iNews.id, Rabu (4/6/2025).

Selain itu, sentimen negatif terhadap kondisi ekonomi nasional diiringi dengan melambatnya investasi, serta kewaspadaan terhadap ketidakpastian ekonomi global akibat perang dagang Amerika Serikat dan China menambah banyak kelas menengah awal menahan konsumsi di luar kebutuhan pokok rumah tangga. 

"Akibatnya, lebih dari 10 persen masyarakat yang mampu berkurban tahun sebelumnya dan saat ini terdampak dengan fenomena tersebut, diperkirakan memutuskan untuk tidak berkurban lagi pada tahun ini," tulis IDEAS.

Sebagai informasi, jumlah pekurban di 2021 sebanyak 2,11 orang. Kemudian di tahun 2022 sebesar 2,17 juta, 2023 sebesar 2,08 juta orang dan 2024 meningkat jadi 2,16 juta. Sayang, tahun 2025 angkanya justru anjlok dan berpotensi menjatuhkan kesejahteraan peternak.

Kondisi ini pun dikhawatirkan memukul kesejahteraan para peternak. Sehingga, berakibat pada aksi jual murah demi menghindari kerugian yang lebih besar akibat menanggung biaya operasional lanjutan jika hewan tak laku terjual.

Editor: Puti Aini Yasmin

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut