Filantropi di Masa Pandemi: Menebar Kebaikan, Bersatu Bangkit dari Kesulitan
JAKARTA, iNews.id – Sepetak tanah kosong di Gang 17 B RW03 Kelurahan Gadang, Kota Malang, Jawa Timur itu kini disulap menjadi dapur umum. Terpal biru menghampar sebagai penghalang sinar mentari dan terpaan hujan.
Sudah sepekan lebih tenda darurat itu berdiri. Setiap hari, tak pernah ada kata sepi. Sejumlah ibu-ibu sibuk memasak nasi, sayur dan aneka lauk. Bergiliran mereka saling mengisi.
Ketika semua sudah tersaji, warga lain mengemas dalam kotak saji. Kebersamaan itu tak berhenti. Saat paket nasi kotak telah siap, warga lain mengangkutnya.

Berkeliling mereka masuk gang demi gang, mengantarkan kepada keluarga yang sedang menjalani isolasi mandiri.
“Ketika ada yang meninggal dunia dan anggota keluarga harus isolasi mandiri karena positif, siapa yang membantu? Dari situ kami peduli dan tergerak untuk membuat dapur umum. Ini swadaya warga,” kata Ketua RW 03 Effendy, Selasa (26/7/2021).
Uluran tangan untuk sesama tak hanya di Malang. Sebut saja warung ayam goreng Mbak Warni di Magelang, Jawa Tengah. Terketuk untuk membantu mereka yang sedang isolasi mandiri, rumah makan itu menyediakan 20 kotak nasi gratis. Paket nasi gratis ini baru sebatas di lingkungan warga sekitar.
Kedermawanan itu tak sekadar bantuan nasi. Beratnya pandemi telah melahirkan berbagai aksi sosial oleh perseorangan, warga, komunitas maupun korporasi. Mereka tergerak untuk membantu mereka yang sedang diimpit kesulitan.
Ketika varian Delta menghantam dan memicu peningkatan kematian, kebutuhan oksigen pun naik tajam. Tabung oksigen dan isinya tak pelak menjadi barang mahal dan langka.
Kebaikan kembali datang dari mereka yang peduli. Sebut saja Gerakan Solidaritas Sejuta Tes Antigen, Jakarta, yang menyediakan tabung oksigen untuk dipinjam. Begitu juga Komunitas Dapur Peduli di Pekalongan.
Ada pula Bagirata, platform subsidi silang untuk membantu kondisi finansial para pekerja yang terkena dampak ekonomi di tengah ketidakpastian pandemi Covid-19.
Gerakan sosial ini dirancang dan dijalankan oleh anak muda Tanah Air yakni Lody Andrian, Ivy Vania, Rheza Boge, dan Elham Arrazag. Mereka memfasilitasi proses redistribusi kekayaan ke pekerja yang terdampak agar mencapai dana minimum yang dibutuhkan.
Semangat menebar kebaikan juga lahir dari para pesohor. Melalui berbagai cara mereka mencoba meringankan beban yang terdampak pandemi. Tidak hanya pasien, tetapi juga tenaga kesehatan yang berjibaku di garis depan.

Raffi Ahmad, misalnya, turun ke jalan untuk berbagi rezeki. Seorang pedagang layangan semringah ketika mendapat uang tunai Rp600.000. "Rezeki anak solehah. Terima kasih Pak Raffi," ujarnya,” dikutip dari channel YouTube Rans Entertainment, Jumat (23/7/2021).
Sejumlah penyanyi dan artis lain mengampanyekan penggalangan dana lewat laman kitabisa untuk membantu para nakes. Ini antara lain dilakukan Melly Goeslaw, Maia Estianty dan lainnya.
Sikap kedermawanan juga datang dari korporasi. Ketika pandemi melanda Indonesia, mereka ringan tangan membantu warga terdampak atau bahkan pasien.

MNC Peduli di bawah MNC Group melakukan berbagai kegiatan untuk meringankan beban masyarakat. Tidak hanya berbagi bantuan bahan pangan, namun juga mengajak para penyintas untuk donor plasma konvalesen.
MNC Peduli juga menggelar vaksinasi untuk masyarakat umum. Vaksinasi merupakan ikhtiar untuk mengurangi risiko fatal akibat terpapar virus corona. Selain itu, langkah penting untuk menciptakan kekebalan komunal (herd immunity).
Bersatu Menangani Pandemi
Sejak muncul kasus positif pertama kali pada 2 Maret 2020, Indonesia—sebagaimana negara-negara lain di dunia-- menghadapi beratnya terpaan pandemi. Hari demi hari, kasus baru muncul.
Data termutakhir pada Selasa (26/7/2021), akumulasi kasus positif telah mencapai 3.194.733 orang. Terjadi penambahan 28.228 orang dibandingkan hari sebelumnya.
Pasien sembuh dari Covid-19 mencapai 2.549.692 atau bertambah 40.374 orang. Sedangkan pasien meninggal dunia mencapai 84.766 orang atau bertambah 1.487 dibandingkan hari sebelumnya. Kasus aktif kini 560.275.

Menghadapi pandemi tak bisa dilakukan hanya oleh pemerintah. Dibutuhkan peran semua pihak untuk mengatasi, termasuk dari lingkungan terkecil yakni keluarga.
Presiden Joko Widodo dalam banyak kesempatan menekankan hal ini. Terlebih Indonesia dan juga banyak negara menghadapi gelombang kedua karena mutasi Delta.
“Pemerintah tidak bisa bekerja sendiri, tidak bisa selesaikan persoalan ini sendiri. Semua pihak harus berkolaborasi saling tolong-menolong, gotong-royong supaya dapat keluar dari ujian maha berat ini," kata Jokowi pada acara Doa Bersama #Prayfromhome, Minggu (11/7/2021).
Hal sama diungkapkan pada sambutan Idul Adha 1442 H. Saat ini, kata Jokowi, menjadi momentum untuk menguatkan solidaritas dalam semangat persaudaraan, ukhuwah islamiah, ukhuwah wathaniyah, dan ukhuwah insaniah yang akan mampu melipatgandakan energi untuk menghimpun kekuatan, optimis untuk bangkit bersama.

“Kita optimalkan ikhtiar lahiriah dan juga ikhtiar batiniah. Kita berikhtiar bersama dengan disiplin mematuhi protokol kesehatan; memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak, mengisolasi diri bagi yang bergejala, dan memberikan bantuan untuk sesama,” ujar Kepala Negara.
Satgas Penanganan Covid-19 menuturkan, penanganan lonjakan kasus dilakukan dengan pendekatan secara pentahelix. Satgas menekankan prinsip 3K (Komunikasi, Koordinasi dan Kolaborasi) dengan pemerintah dan satgas di daerah serta pemangku kepentingan terkait lainnya.
Menteri Keungan (Menkeu), Sri Mulyani Indrawati, mengatakan pandemi Covid-19 membuat tingkat kemiskinan naik menjadi 10,19 persen pada 2020. Pada September 2019, angka kemiskinan di Indonesia sempat turun, berada di level 9,22 persen.
Namun pandemi yang melanda dunia mulai akhir 2019 dan sepanjang 2020 hingga saat ini, membuat tingkat kemiskinan berbalik arah.
"Tahun lalu, kita terpukul karena pengangguran dan kemiskinan meningkat. Padahal Sepetember 2019 terjadi penurunan kemiskinan ke 9,22 persen, namun munculnya pandemi Covid-19, kemiskinan naik menjadi 10,19 persen," kata Sri Mulyani, Rabu (21/7/2021).
Laporan Unicef pada 2020 menyebut penurunan ekonomi memengaruhi masyarakat dari segala usia, namun dengan tingkatan keparahan yang berbeda. Tanpa perluasan sementara pada sistem perlindungan sosial, tingkat kemiskinan rata-rata akan meningkat hampir 14 persen untuk anak, 17 persen untuk penduduk usia kerja dan 8 persen untuk lansia.
Pentingnya peran serta seluruh pihak ini lah yang memunculkan aksi-aksi filantropi dan virus kebaikan lainnya. Berbagai elemen masyarakat tergerak untuk membantu agar pandemi lekas tertangani.
Editor: Zen Teguh