Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Ganjar Bertemu Megawati di Teuku Umar, Ini yang Dibahas
Advertisement . Scroll to see content

Filosofi dan Makna Passapu, Ikat Kepala Khas Sulawesi Selatan yang Dipakai Ganjar Pranowo

Senin, 27 November 2023 - 17:00:00 WIB
Filosofi dan Makna Passapu, Ikat Kepala Khas Sulawesi Selatan yang Dipakai Ganjar Pranowo
Filosofi dan Makna Passapu. (Foto: istimewa)
Advertisement . Scroll to see content

JAKARTA, iNews.id - Passapu atau ikat kepala khas masyarakat Sulawesi Selatan (Sulsel) semakin menarik perhatian setelah digunakan oleh Calon Presiden Ganjar Pranowo.

Ganjar Pranowo memakai Passapu saat menerima aspirasi dari sejumlah pendeta dan tokoh masyarakat di Kabupaten Toraja Utara, Sulawesi Selatan (Sulsel). 

Mereka mengungkapkan berbagai aspirasi, termasuk terkait pariwisata dan perlindungan perempuan di Toraja.

Aspirasi tersebut diserap saat acara makan bersama di Kantor Badan Pekerja Sinode Gereja Toraja, Jalan Jenderal Ahmad Yani Nomor 45, Singko', Kecamatan Rantepao, Kabupaten Toraja Utara, Sulawesi Selatan, pada Sabtu (25/11). 

Namun, pertemuan ini memiliki unsur unik, di mana Ganjar Pranowo diberikan beberapa aksesoris adat. Beberapa diantaranya adalah tas toraja (Sepo) dan salah satu topi khas Sulsel, yaitu Passapu.

Ternyata ikat kepala khas Sulsel ini memiliki sejarah dan filosofinya yang unik lho! Tahukah kalian bahwa ternyata ikat kepala ini sudah ada sejak abad ke-7? Berikut ini adalah sejarah dan folosofi dari ikat kepala khas Sulses, Passapu.

Passapu atau Patonro: Pakaian Adat Tutup Kepala dengan Filosofi Khusus

Passapu, juga dikenal sebagai Patonro, merupakan pakaian adat tutup kepala suku di Sulawesi Selatan, seperti Makassar, Bugis, Kajang, dan Toraja. 

Pakaian adat ini berupa lilitan kain yang melambangkan kejantanan dan memiliki sejarah panjang di Sulsel, dimulai sejak abad ke-7.

Mengutip dari salah satu media nasional, sosok sejarawan dan pemerhati budaya, Burhan Kadir, menjelaskan bahwa pengaruh Melayu, Sumatera, Padang, Malaysia, dan sekitarnya dapat terlihat dalam penggunaan penutup kepala yang lancip seperti Passapu. 

Pada masa Kerajaan Gowa ke-10, Raja I Manriwagau Daeng Bonto Karaeng Lakiung Tunipallangga Ulaweng memperkenalkan penggunaan Passapu.

Filosofi dan Makna Penggunaan Passapu

Pada awalnya, Passapu digunakan oleh raja-raja, bangsawan, dan panglima sebagai penanda sosial. 

Jika dipakai tegak berdiri, itu menunjukkan kesiapan untuk berperang, sementara jika agak terjatuh, itu menandakan kehadiran dalam acara adat.

Pada masa itu, Passapu digunakan bersama busana adat pria Makassar, termasuk baju, celana atau paroci, dan kain sarung atau lipa garusuk. 

Saat ini, penggunaan Passapu di Makassar terbatas pada acara-acara ritual, penyambutan tamu pemerintahan, pesta pernikahan, dan kesenian.

Meskipun seiring waktu penggunaannya telah berubah, Passapu tetap menyimpan pesan moral, etika, dan estetika, menjadi lambang keluhuran dan kejantanan bagi masyarakat Sulsel.

Editor: Simon Iqbal Fahlevi

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut