Fitur Gift di Medsos sebabkan Fenomena Mengemis Online, Harusnya Dipakai untuk Hal Positif
JAKARTA, iNews.id - Masyarakat dihebohkan dengan konten mengemis online di salah satu aplikasi media sosial. Cara tersebut dianggap bisa mendatangkan keuntungan dalam waktu singkat, dengan mengandalkan belas kasihan pemberian hadiah atau gift dari para penonton.
Mirisnya, upaya mengemis online yang dilakukan melibatkan lansia. Dalam konten yang viral, seorang nenek mandi lumpur atau berendam di kolam dan terlihat menggigil kedinginan.
Hal tersebut pun sontak membuat para warganet geram. Pihak platform pun menindak tegas akun-akun yang membuat konten serupa.
Pengamat media sosial, Ismail Fahmi, mengatakan fenomena itu didorong faktor ekonomi. Orang-orang yang dimanfaatkan dalam konten bisa saja mereka yang sedang membutuhkan uang, seperti karena terlilit utang.
"Faktor yang saya lihat itu faktor ekonomi, kemudian mereka menggunakan apa yang ada di sekitarnya untuk kreatif dan mereka memanfaatkan sifatnya yang emosional dan kontroversial yang bisa viral dan menarik perhatian orang, jadilah konten-konten seperti itu," kata Ismail, Rabu (8/2/2023).
Pembuatan konten mengemis online juga tak lepas dari adanya fitur hadiah atau gift yang disediakan platform. Gift tersebut dapat ditukarkan dengan uang.
Ismail menilai, fitur gift itu sebenarnya sah-sah saja. Menurutnya yang bermasalah bukan pada fiturnya, melainkan konten yang dibuat.
"Fitur ini sah-sah saja, yang bermasalah itu pembuat konten yang mengisi dengan hal negatif, seperti kasus mengemis online nenek-nenek mandi sampai menggigil itu sebaiknya dilarang. Karena itu, platformnya harus lebih tegas dalam hal regulasi," ujar Ismail.
Dia lebih menyarankan pengguna media sosial menggunakan fitur gift untuk hal positif. Seperti dengan mempertunjukkan keahlian atau konten-konten edukatif.
"Fitur gift kan bentuk apresiasi yah, untuk netizen pada netizen yang lain atau penonton, ini akan sangat bagus bila dimanfaatkan untuk kreativitas, ada ide-ide mereka ngajar matematika, musik atau yang lain, kemudian yang nonton ikut bayar. Hal positif seperti itu harus didorong, karena bisa membuat orang lebih cerdas," katanya.
Terkait maraknya konten-konten negatif di media sosial, Ismail menyarankan para orang tua menggunakan fitur parental control. Hal itu guna mencegah anak-anak di bawah umur melihat konten yang tidak seharusnya dilihat di usianya.
"Biasanya tiap media sosial ada parental controlnya harus diaktifkan, jadi anak-anak harus ada kesepakatan dengan orang tua, hanya boleh membuka yang disediakan oleh parental control, cuma masalahnya banyak orang tua yang nggak tau dan nggak mau belajar," ujar Ismail.
Editor: Reza Fajri