Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Pesan Megawati ke Para Perempuan: Jangan Merasa Rendah Diri
Advertisement . Scroll to see content

Gagas Pendidikan Ulama Perempuan, Imam Masjid Istiqlal: Yang Pertama di Indonesia

Kamis, 11 Maret 2021 - 15:23:00 WIB
Gagas Pendidikan Ulama Perempuan, Imam Masjid Istiqlal: Yang Pertama di Indonesia
Imam Masjid Istiqlal, Nasaruddin Umar mengatakan program pendidikan ulama perempuan yang digagas Masjid Istiqlal merupakan yang pertama di Indonesia. (Foto: Istimewa)
Advertisement . Scroll to see content

JAKARTA, iNews.id - Masjid Istiqlal, Jakarta menggagas program takhassus atau pendidikan kader ulama perempuan. Imam Besar Masjid Istiqlal, Nasaruddin Umar mengatakan program itu sengaja dilaksanakan setelah renovasi.

Nasaruddin mengatakan program itu merupakan salah satu dari gerakan "New Istiqlal" yang diresmikan oleh Wakil Presiden (Wapres) Ma'ruf Amin beberapa waktu lalu.

“Masjid Istiqlal ini baru direnovasi yang diresmikan oleh Bapak Presiden Joko Widodo. Kemudian ada program 'New Istiqlal yang diresmikan oleh Bapak Wakil Presiden kemarin. Dan salah satu di antara yang paling banyak favoritnya adalah pendidikan kader ulama perempuan,” kata Nasaruddin secara virtual, Kamis (11/2/2021).

Bahkan, kata Nasaruddin pendidikan kader ulama perempuan ini pertama ada di Istiqlal. 

“Kita lah yang pertama di Indonesia ini yang menggagas apa itu “takhassus” untuk ulama perempuan. Jadi kurikulumnya digodok sedemikian rupa yang bisa memberikan pemberdayaan terhadap ulama perempuan,” katanya.

Nasaruddin mengatakan salah satu agenda dalam program tersebut yakni tafsir Alquran dan Hadist dengan perspektif perempuan. Dia menegaskan ini termasuk hal baru karena selama ini tafsir Alquran kebanyakan disusun oleh laki-laki.

“Sehingga demikian nanti tafsir yang dikarang atau disusun oleh siapapun itu ada perspektif khusus tentang perempuan. Selama ini kan yang menyusun tafsir, menulis tafsir, menjelaskan tentang Alquran para laki-laki. Apa jadinya Alquran itu, jika par mufasiroh adalah perempuan. Nah, kita perlu ini karena sebagai khalifah di muka bumi ini kita perlu mencontoh Tuhan. Allah mengelola bumi ini lebih menonjol sebagai “the mother of God daripada the father of God”. Kita jangan sampai menjadi khalifah di muka bumi ini over maskulin dalam mengelola alam raya ini. akibatnya apa? Gempa bumi, banjir, longsor, dan sebagainya karena kita maskulin,” kata Nasaruddin.  

Nasaruddin pun menceritakan latar belakang program ini. Dia menjelaskan nama-nama Allah 80 persen merupakan nama feminin.

“Nah Alquran itu harus dibaca sesuai dengan asmaul husna. Nama-nama Allah itu 80 persen itu nama-nama feminin. Hanya 20 persen nama maskulin. Itupun yang terkumpul di halaman Alquran, Ar-Rahim itu maha penyayang terulang 114 kali, Ar-Rahmah, 57 kali. Bahkan ada hadist Nabi, kalau quran itu dipadatkan, Alquran itu ayatnya 6.666 ayat sama tingginya dengan menara Istiqlal, 6.666 inci, sentimeter  itu, nah itu kalau dipadatkan surat Al-Fatihah 7 ayat. Kalau dipadatkan lagi itu, surat Al-Fatihal ayat pertamanya bismillahirrohmanirrohim, dengan nama Allah yang maha pengasih, maha penyayang,” ucap Nasaruddin.

Editor: Rizal Bomantama

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut