Gangguan Software Pesawat Airbus A320, InJourney Perpanjang Operasional Bandara
JAKARTA, iNews.id - PT Angkasa Pura Indonesia (InJourney Airports) bakal memperpanjang jam operasional bandara seiring potensi gangguan jadwal penerbangan pada 30 November-4 Desember 2025. Keputusan itu disampaikan usai pesawat Airbus A320 mengalami gangguan perangkat lunak atau software.
Corporate Secretary Group Head Arie Ahsanurrohim mengungkapkan, Kementerian Perhubungan (Kemenhub) telah menginstruksikan maskapai RI yang mengoperasikan pesawat Airbus A320 Family untuk memperbaiki software armadanya. Hal ini sejalan dengan perintah Badan Keselamatan Penerbangan Uni Eropa (EASA).
"Apabila diperlukan, bandara-bandara InJourney Airports dapat memperpanjang jam operasi yang menjadi bagian dari prosedur delay management untuk meminimalisir dampak penundaan penerbangan. Saat ini sejumlah bandara yang dikelola InJourney Airports juga sudah beroperasi 24 jam," ujar Arie dalam keterangannya, Sabtu (29/11/2025).
Lebih lanjut, Arie menuturkan InJourney Airports berkolaborasi dengan seluruh pihak terkait untuk memastikan kesiapan operasional dan melakukan penyesuaian di lapangan.
"Penyesuaian skenario operasional akan dilakukan mengikuti dinamika jadwal penerbangan untuk tetap menjamin aspek keselamatan, keamanan, dan pelayanan sesuai regulasi yang berlaku," tutur Arie.
Diketahui, terdapat enam maskapai RI yang mengoperasikan pesawat Airbus A320 yakni Batik Air, Super Air Jet, Citilink Indonesia, Indonesia AirAsia, Pelita Air, dan Transnusa.
Sebelumnya, Airbus mengumumkan penarikan atau recall 6.000 pesawat A320 di berbagai negara. Langkah besar ini disebut sebagai salah satu recall terbesar sepanjang sejarah produsen pesawat Eropa itu.
Airbus mengungkap recall ini berkaitan dengan kerentanan software pada sistem kendali penerbangan (flight control). Temuan terbaru menunjukkan, semburan matahari (solar flare) bisa merusak data penting yang dibutuhkan komputer pesawat untuk menjaga stabilitas dan ketinggian.
Gangguan tersebut berpotensi membuat pesawat kehilangan kendali seketika, meskipun hanya dalam durasi sangat singkat, tapi cukup membahayakan.
Masalah ini terungkap setelah insiden pada penerbangan JetBlue rute Cancun, Meksiko, menuju Newark, Amerika Serikat, pada 30 Oktober. Pesawat tiba-tiba kehilangan ketinggian secara drastis. Beberapa penumpang terluka dan pesawat harus melakukan pendaratan darurat di Tampa, Florida.
Investigasi badan penerbangan federal AS FAA menemukan adanya anomali kontrol akibat data yang terganggu.
Editor: Rizky Agustian