Garap Trans Papua, PT Istaka Karya Akui Kerap Alami Gangguan Keamanan
JAKARTA, iNews.id – Direktur Utama (Dirut) PT Istaka Karya Sigit Winarto mengaku teror terhadap pekerja proyek Trans Papua bukan yang pertama kali. Sebelumnya, aksi Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) menembaki pekerja proyek juga pernah terjadi.
“Kemarin-kemarin sudah pernah ada kejadian gangguan keamanan yang sangat menganggu (aktivitas) proyek,” kata Sigit di kantor Kementerian PUPR, Jakarta, Selasa (4/12/2018).
Menurut dia, setidaknya dua kali PT Istaka selaku kontraktor memutuskan untuk menunda pembangunan Trans Papua. Namun, persoalan itu selesai setelah bernegosiasi dengan warga setempat.
“Relatif bisa kita lalui dengan negosiasi warga lokal. Satu dua kali pekerjaan kita tunda, kita balik dulu ke Wamena untuk cari solusi dan kita kembali ke lokasi,” ucap dia.
Sigit mengatakan, ada 14 proyek pembangunan jembatan Trans Papua dikerjakan PT Istaka Karya. Dua di antaranya jembatan Kali Yigi dan Kali Aurak yang menjadi tempat kejadian penembakan 31 pekerjanya. Sejauh ini sudah ada 11 jembatan selesai pembangunan.
“Proyek yang dikerjakan di Segmen V ini senilai Rp184 miliar. Proyek ini dimulai pada 2016 dan rencana penyelesaiannya di akhir 2019,” ucap Sigit.
Diketahui, keseluruhan jembatan yang dikerjakan di Segmen V Trans Papua berjumlah 35 titik. Sebanyak 21 jembatan dikerjakan oleh PT Brantas Adi Praya dan 14 jembatan dikerjakan oleh PT Istaka Karya.
Editor: Khoiril Tri Hatnanto