Garuda Indonesia Dapat Suntikan Modal Rp6,65 Triliun dari Danantara, untuk Apa Saja?
JAKARTA, iNews.id - Direktur Niaga PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk, Reza Aulia Hakim menyebut, pendanaan berbentuk shareholder loan dari Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara atau Danantara senilai 405 juta dolar AS atau setara Rp6,65 triliun. Dana tersebut baru akan cair seluruhnya pada September 2025.
Reza menjelaskan, pendanaan dari Danantara akan difokuskan untuk mengaktifkan atau merestorasi kembali pesawat-pesawat Ctitilink yang sebelumnya tidak beroperasi. Targetnya, hingga akhir tahun 2025 mendatang Citilink sudah mampu mengoperasikan total 36 armada.
"Pendanaan dari Danantara, dialokasikan sebagian besar untuk mengoptimalkan armada di Citilink. Citilink diproyeksikan akan mampu merestorasi 15 armada pesawat, dan meningkatkan armada dari 21 armada, menjadi 36 armada di akhir 2025 ini," kata Reza di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (22/9/2025).
Reza menambahkan, dampak positif dari penguatan armada ini diharapkan mulai dirasakan pada 2026. Sebab, proses restorasi itu memerlukan waktu untuk memastikan keamanan setiap armada yang akan diterbangkan kembali.
Dalam paparannya, Reza juga menjelaskan bahwa Citilink saat ini menangani 102 event dengan nilai sekitar 294 juta dolar AS, sedangkan Garuda Indonesia menangani 34 event senilai 111 juta dolar AS. Seluruh dana pinjaman tersebut diarahkan khusus untuk kebutuhan restorasi dan pemeliharaan armada kedua maskapai.
"InsyaAllah dampaknya mulai terlihat tahun depan, baik dari sisi layanan maupun kinerja operasional," ucapnya.
Sebelumnya, Danantara memberikan dukungan modal berupa shareholder loan senilai Rp6,65 triliun atau 405 juta dolar AS pada tahap awal. Total rencana pembiayaan Danantara ditargetkan tembus 1 miliar dolar AS atau setara Rp16,6 triliun yang akan dialokasikan secara bertahap.
Kesempatan berbeda, COO Danantara Indonesia, Dony Oskaria menjelaskan, penambahan ekuitas pada tahap berikutnya akan mempertimbangkan terlebih dahulu kinerja Garuda pascapemberian shareholder loan sebesar 405 juta dolar AS. Jika menunjukkan perbaikan kinerja, maka akan dilanjutkan ke tahap berikutnya hingga total 1 miliar dolar AS.
Adapun pendanaan fase awal ini difokuskan pada perawatan dan peningkatan kesiapan operasional armada Garuda Indonesia Group, baik untuk Garuda Indonesia sebagai full service carrier (FSC) maupun Citilink sebagai low cost carrier (LCC).
"Nanti akan ada lagi yang akan kita inject. Mungkin kalau kita lihat ekuitas bagus, pasti akan kita lakukan. Tapi kalau kita lihat misalnya ternyata ini tidak bagus, ya akan kita tutup. Tentu ini baru tahap 1, kemudian akan masuk lagi tahap kedua, dan selanjutnya," ucap Dony dalam konferensi pers di Jakarta, Selasa (24/6/2025).
Editor: Aditya Pratama