JAKARTA, iNews.id - Ketua Umum PBNU, KH Yahya Cholil Staquf menegaskan saat ini friksi di internal NU tidak ada setelah Muktamar ke-34 NU berakhir. Gus Yahya, sapaan akrabnya menyatakan, friksi yang terjadi kemarin hanya pergulatan kecil antar peserta Muktamar.
"Jadi kemarin kalau ada isu soal friksi, perpecahan dan sebagainya, itu sebetulnya kami sendiri di dalam ini tidak merasakan seperti itu. Ini antar teman dan hal ini suatu hal yang lazim dari Muktamar ke Muktamar ini," ujarnya saat ditemui MNC Portal, Rabu (30/12/2021).
Militer Thailand Hancurkan Patung Dewa Hindu di Perbatasan Sengketa, Kamboja Marah
Muktamar ke-34 NU di Lampung, kata dia muktamar yang paling tenang jika dibandingkan sebelumnya. Bahkan kompetisinya juga tidak seberat muktamar sebelumnya.
"Sedangkan di Muktamar yang lalu pun sesudah Muktamar ya kita gabung lagi, bareng lagi bersama lagi sudah biasa di dalam NU," kata Gus Yahya.
Jokowi dan Gus Yahya Bertemu di Istana, Bahas Apa?
Gus Yahya juga berencana pembentukan 'kabinet baru' setelah terpilih menjadi Ketua Umum PBNU periode 2021-2026. Kakak kandung Menteri Agama, Yaqut Cholil Qoumas itu tak menampik jika nantinya kabinet baru tetap mengakomodir pengurus lama atau kelompok yang berada di kubu KH Said Aqil Siradj.
"Maka sesudah (muktamar) ini tentu pasti sekaligus pasti kita bicarakan bersama (rencana pembentukan kabinet baru)," jelas Gus Yahya menjawab pertanyaan Direktur Pemberitaan MNC, Yadi Hendriana.
Gus Yahya menganggap, antara dirinya dengan Kiai Said saat ini semakin harmonis. Dia menganggap Kiai Said sebagai guru sekaligus keluarganya.
"Iya beliau guru saya, ada Muktamar atau tidak saya cium tangan gitu saja. Itu juga satu hal naluriah saja," katanya.
Editor: Faieq Hidayat
- Sumatra
- Jawa
- Kalimantan
- Sulawesi
- Papua
- Kepulauan Nusa Tenggara
- Kepulauan Maluku