Harga Rokok Meningkat, Ganjar Pranowo: Petani Tidak Makmur!
JAKARTA, iNews.id - Calon Presiden, Ganjar Pranowo mengungkapkan niatnya menurunkan tarif cukai rokok jika terpilih sebagai presiden bersama Mahfud Md dalam Pemilihan Presiden 2024.
Pernyataan ini disampaikan usai mengisi acara Sarasehan bersama 100 Ekonom Indonesia yang digelar oleh Institute for Development of Economics and Finance (INDEF).
Ganjar menegaskan komitmennya dalam menghadirkan perubahan dengan menyuarakan penurunan tarif cukai rokok. Dalam acara tersebut, ia juga menyoroti perdebatan global mengenai framework convention on tobacco control (FCTC) yang masih berlangsung.
"Pasti akan turun," tutur Ganjar Pranowo.
Selain itu, Ganjar memberikan perhatian khusus terhadap nasib petani tembakau yang semakin memprihatinkan. Ia menyoroti kebijakan impor tembakau oleh negara, yang dianggapnya lebih menguntungkan dibandingkan pembelian dari petani lokal.
"Ini bukan hanya tentang industri rokok yang menarik perhatian, tetapi juga tentang nasib petani tembakau yang belum mendapatkan dukungan yang layak. Kondisi ini semakin diperparah dengan kebijakan impor yang terus dilakukan," ujar Ganjar.
Menurutnya, pemerintah perlu mengelola kebijakan terkait industri tembakau dengan bijak, menempatkan negara dalam posisi yang menguntungkan, dan mempertimbangkan potensi internal sebelum mengimpor dari luar.
Pada akhir November tahun sebelumnya Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati, memutuskan menaikkan tarif cukai hasil tembakau untuk rokok sebesar 10 persen pada tahun 2023 dan 2024.
Sri Mulyani menjelaskan bahwa kenaikan tarif akan dibedakan berdasarkan golongan, dengan rata-rata 10 persen. Presiden Jokowi mendukung kenaikan tarif cukai rokok untuk semua jenis rokok, termasuk rokok kretek, rokok elektrik, dan produk hasil pengolahan tembakau lainnya.
Meski diakui bahwa kenaikan harga rokok dapat mengurangi jumlah perokok, tetapi jika produsen rokok lebih mengandalkan tembakau impor, petani tembakau lokal akan terancam kesejahteraannya.
Hal ini ditemui Ganjar Pranowo saat menghadiri acara tradisi tungguk tembakau di Desa Senden, Kecamatan Selo, Kabupaten Boyolali beberapa waktu lalu.
Ternyata kenaikan rokok tidak memakmurkan petani tembakau karena adanya aktivitas impor tembakau asing tidak di semibangi dengan peminat yang menurun.
"Dikarenakan adanya impor dan beberapa kendala lain, saya berharap tembakau yang dihasilkan oleh petani kita dapat menjadi prioritas. Terutama tembakau berkualitas tinggi dari daerah-daerah seperti Temanggung, Boyolali, Magelang, dan Klaten," ujar Ganjar.
Ganjar menegaskan bahwa pada masa panen tembakau, pemerintah memiliki tanggung jawab untuk memastikan hasil panen petani dibeli oleh pabrik rokok, sehingga kesejahteraan petani dapat meningkat.
Dalam konteks sejarah pertembakauan di Jawa Tengah, Ganjar menunjukkan bahwa petani tembakau sebelumnya memiliki kehidupan yang makmur.
Namun, Ganjar menyatakan keprihatinannya karena saat ini kesejahteraan petani tembakau mulai menurun akibat kebijakan-kebijakan tertentu.
Saat ini diketahui bahwa Ganjar tetap berkomitmen menurunkan tarif cukai rokok bila terpillih menjadi Presiden Republik Indonesia demi kesejahteraan petani tembakau.
Editor: Johnny Johan Sompotan