Hari Ketiga Evakuasi Sriwijaya Air SJ182, 50 Penyelam Fokus Pencarian di Kedalaman 18 Meter
JAKARTA, iNews.id - Sebanyak 50 penyelam di kapal ke KN SAR Wisnu milik Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (Basarnas) tampak mempersiapkan diri pada Senin (11/1/2021) pagi. Tim penyelam gabungan ini akan fokus mengeksplorasi di kedalaman 18 meter perairan Kepulauan Seribu untuk mencari dan mengevakuasi pesawat Sriwijaya Air SJ182 yang jatuh pada Sabtu (9/1/2021) siang.
Ini merupakan hari ketiga pelacakan dan pencarian korban, serpihan, dan black box dari pesawat Sriwijaya Air SJ-182. Kepala Kantor SAR Jakarta Hendra Sudirman dan Kapolres Pulau Seribu AKBP Eko Wario kembali mengingatkan kepada tim penyelam pentingnya koordinasi serta kerja sama saat memimpin apel pagi di atas kapal sebelum pencarian dilakukan.
"Untuk teman-teman harus tetap punya semangat tinggi, keinginan tinggi untuk mencari Sriwijaya Air SJ182. Ada tiga metode pencarian, yang pertama pencarian lewat udara, kedua metode pencarian di permukaan, seperti biasa, dan ketiga adalah metode pencarian di dasar laut," ujar Hendra di atas KN SAR Wisanu, Senin (11/1/2021).
Dalam kesempatan itu, dia juga mengingatkan perihal mekanisme pengumpulan benda-benda pesawat dan korban yang nantinya diperoleh tim penyelam. Di mana, semua benda itu akan dibawah ke KN SAR Wisnu. Nantinya dari kapal berwarna oranye itu akan dibawa ke JICT Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara.
"Mekanismenya, untuk barang yang ditemukan tim di sini dan kapal-kapal sipil lainnya dikumpulkan di Wisnu, begitu ketemu kita kumpulkan di sini. Kalau sudah di sini kita akan kirimkan ke posko yang ada di JICT, begitu terus (berulang). Setelah itu nanti dari DVI dipilah-pilah mana yang bisa diidentifikasi, mana (benda) yang bisa kita peroleh informasi lanjutan," kata dia.
Sebelumnya pada Minggu (11/1/2021) tim penyelam berhasil mengangkat sejumlah serpihan besar dari pesawat Sriwijaya Air SJ182. Salah satunya pecahan turbin. Selanjutnya penyelam akan fokus mencari black box yang sudah diketahui titiknya.
Editor: Rizal Bomantama