Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Momen Gibran Pidato Berbahasa Inggris di Afsel, Sampaikan Salam dari Prabowo
Advertisement . Scroll to see content

Hebat! Jenderal Baret Merah Ini Lurus dan Sederhana, Anak Istri Dilarang Naik Mobil Dinas

Rabu, 04 Agustus 2021 - 05:05:00 WIB
Hebat! Jenderal Baret Merah Ini Lurus dan Sederhana, Anak Istri Dilarang Naik Mobil Dinas
Prajurit satuan elite Komando Pasukan Khusus atau Kopassus. Letkol Inf Mung Parahadimulyo memimpin pasukan ini saat masih bernama RPKAD pada 1958-1964. (Foto: Pen Kopassus).
Advertisement . Scroll to see content

JAKARTA, iNews.id - Banyak keteladanan hidup dicontohkan perwira tinggi TNI AD. Salah satunya datang dari Komandan Resimen Para Komando Angkatan Darat atau RPKAD (cikal bakal Kopassus) periode 1958-1964 Mayjen TNI (Purn) Mung Parahadimulyo.

Mung merupakan salah satu legenda Pasukan Baret Merah. Jenderal bintang dua kelahiran Yogyakarta ini kenyang pengalaman tempur dan berbagai penugasan di medan operasi. 

Namun di luar itu, Mung dikenal sebagai sosok bersahaja. Hidupnya lurus dan sederhana. Keteladanan itu diungkapkan Menteri Pertahanan Prabowo Subianto.

Mung Parahadimulyo. (Foto: dok. Kopassus).
Mung Parahadimulyo. (Foto: dok. Kopassus).

Prabowo yang merupakan lulusan lulusan Akabri Darat (kini Akademi Militer) 1974 menceritakan, Mung tidak memiliki pembantu rumah tangga. Karena itu, dia telah bangun pukul 04.30 pagi untuk menyapu dan mengepel rumah sebelum berangkat ngantor.

“Namun yang membuat kita terkesan, Beliau juga melarang istri dan anak menggunakan kendaraan dinas,” kata Prabowo dalam buku biografinya berjudul ‘Kepemimpinan Militer: Catatan dari Pengalaman Letnan Jenderal TNI (Purn) Prabowo Subianto’, dikutip Rabu (4/8/2021).

Persoalannya, Mung ternyata tak mempunyai kendaraan lain.

“Sehingga anaknya harus jalan kaki ke sekolah, sementara istrinya naik becak kalau hendak belanja,” tutur Prabowo.

Potret kesederhanaan lainnya yakni Mung tidak mau disuguhi makanan mewah ketika bertamu. Jamuan itu mesti sama dengan prajurit. Saking tidak mau merepotkan, Mung juga kerap membawa air minum sendiri. 

Perwira Spartan

Prabowo menyebut sesungguhnya dia tidak terlalu dekat mengenal Mung. Namun, siapa pun prajurit Baret Merah akan tahu sosoknya karena memang sangat terkenal pada kurun 60-an, 70-an dan 80-an.

Pertemuan pertama dengan Mung terjadi ketika dirinya menempuh pendidikan Akabri di Lembah Tidar, Magelang. Suatu pagi pukul 05.00, terompet di kawah candradimuka prajurit AD itu berbunyi. Itu artinya para Taruna harus senam.

Namun Prabowo dan rekan-rekannya di kompi ternyata baru melangkah ke kamar mandi. Tiba-tiba di depan mereka terlihat sosok berdiri.

“Perawakannya tidak terlalu tinggi, memakai celana pendek, kaus putih dan sepatu kets,” kata Prabowo. 

Sosok itu melihat Prabowo dan kawan-kawannya. Hanya melihat, tidak menegur. Akan halnya Prabowo juga membalas melihat. Belakangan diketahui sosok itu Mung.

Pada pagi itu dia rupanya sedang sidak ke Akabri. Jabatan Mung kala itu Inspektur Jenderal Angkatan Darat (Irjenad). 

“Setelah sadar siapa dia, kami langsung lari menuju lapangan olahraga,” kata Prabowo.

Ketua MPR Bambang Soesatyo bertemu dengan Danjen Kopassus Mayjen TMI Mohamad Hasan (Foto: Ist)

Putra Begawan Ekonomi Soemitro Djojohadikusumo ini menambahkan, Mung sangat terkenal karena memberikan keteladanan.

Tentara yang pernah menjadi Komandan Pasukan Tengkorak itu selalu memulai lebih dahulu dalam setiap pelatihan, entah itu panjat dan turun tebing, terjun, lempar pisau, menembak atau lari.

Mung pernah memimpin lari seluruh pasukan yang terdiri atas 1 resimen dan 2 batalyon dari Cijantung ke Cililitan pulang-pergi. Bila berlari, kata Prabowo, Mung selalu membawa senjata dan membuka baju seperti anak buahnya.

“Beliau sangat terkenal sebagai perwira spartan. Perwira yang tangguh dan kuat fisiknya,” ucap Prabowo.

Prabowo Subianto saat masih menjabat Danjen Kopassus. (Foto: IG/Prabowo).
Prabowo Subianto saat masih menjabat Danjen Kopassus. (Foto: IG/Prabowo).

Mung saat letkol dipercaya menjabat Komandan RPKAD pada 1958. Dia meneruskan kepemimpinan Mayjen Inf Kaharuddin Nasution. Jabatan orang nomor satu di satuan elite tersebut dipegangnya hingga 1964. Penggantinya kelak Kolonel Inf Sarwo Edhie Wibowo.

Di era kepemimpinan Mung, terjadi perubahan pakaian dinas lapangan RPKAD. Jika dulu pasukan tempur mematikan itu identik dengan loreng macan tutul, kemudian diubah dengan corak yang dipakai hingga saat ini, yaitu loreng darah mengalir.

Profil Mung Parahadimulyo

Lahir  : Yogyakarta, 11 Januari 1925
Meninggal : Jakarta, 28 Desember 2012

Karier:
- Komandan Kompi IV Batalyon Nasuhi, Brigade Samsu, Divisi Siliwangi (1949)
- Danyonif Linud 305/Tengkorak (1949-1953)
- Komandan RPKAD (1958-1964)
- Pangdam IX/Mulawarman (1964-1970)

Editor: Zen Teguh

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut