Heboh Ifan Seventeen Blak-blakan PFN Ngutang Rp2,7 Miliar: Doakan Kami

JAKARTA, iNews.id - Direktur Utama PT Produksi Film Negara (PFN) Ifan Seventeen blak-blakan mengungkapkan, perusahaan yang dipimpinnya memiliki utang Rp2,7 miliar. Pernyataan ini menjadi sorotan publik di media sosial. 

Ya, Ifan Seventeen memberitahu soal utang PFN sebesar Rp2,7 miliar ini lewat unggahan Instagram. Dia bahkan menjelaskan, kepada siapa perusahaan berutang. 

Baca Juga

Perilaku Militer China Berisiko Picu Insiden Tak Disengaja dengan Jepang

"Salah satu hutang PFN senilai Rp2,7 miliar. Ya, sekali lagi saya katakan, tidak sedikit pun ada rasa mengeluh atau menyesalkan. Ini merupakan konsekuensi yang saya terima, memimpin perusahaan dengan semua manis dan pahit di dalamnya," kata Ifan Seventeen, dikutip Kamis (18/9/2025). 

Ifan menjelaskan, utang Rp2,7 miliar itu harus dilunasi PFN kepada seorang pria bernama Geri. Tidak dijelaskan lebih detail siapa sosok tersebut. 

Baca Juga

Heboh! Ifan Seventeen Jadi Warga Kehormatan Polisi Militer TNI AD

"Hari ini saya bertemu dengan Kartika Djaya, pengacara dari bapak Geri, salah satu pihak yang belum dibayarkan kewajibannya oleh PFN very long time ago senilai Rp2,7 miliar," ungkap Ifan. 

"Bukan bermaksud menyalahkan, tapi mungkin ini langkah yang harus diambil oleh perusahaan pada saat itu," tambahnya. 

Baca Juga

Ifan Seventeen Wajib Lapor Harta Kekayaan usai Ditunjuk Jadi Dirut PFN, KPK Kasih Batas Waktu 3 Bulan

Dalam pertemuan tersebut, Ifan mengatakan, pihaknya tidak memberikan janji, tapi harapan dan rasa optimistis. "PFN InsyaAllah akan menuju perusahaan yang jauh lebih sehat, yang bukan cuma mampu melunasi utang-utangnya, tapi juga mampu memberikan manfaat untuk bangsa, terkhusus insan perfilman Indonesia," terang Ifan.

Pada akhir pernyataan, Ifan mengharapkan dukungan dan doa dari masyarakat agar PFN bisa menjadi perusahaan besar yang bersih.

"Doakan kami di PFN, menjadi perusahaan besar yang bersih, sehingga mampu berkontribusi untuk negara. Bismillah," katanya. 

Editor: Muhammad Sukardi