Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Stafsus Menag Sebut Indonesia Masih Punya Tantangan Intoleransi Besar
Advertisement . Scroll to see content

Heboh Rumah Doa Umat Kristen di Padang Diserang, CFRIST: Darurat Intoleransi

Senin, 28 Juli 2025 - 10:26:00 WIB
Heboh Rumah Doa Umat Kristen di Padang Diserang, CFRIST: Darurat Intoleransi
Direktur CFIRST Arif Mirdjaja mengutuk keras aksi intoleransi di Padang, yakni penyerangan terhadap rumah doa kristen. (Foto: CFIRST)
Advertisement . Scroll to see content

JAKARTA, iNews.id - Center for Inter-Religious Studies and Traditions (CFIRST) mengutuk keras aksi intoleransi di Padang, Sumatera Barat pada Minggu (27/7/2025). Kali ini, sejumlah warga diduga membubarkan aktivitas ibadah dan pendidikan agama di Rumah Doa milik Jemaat Gereja Kristen Setia Indonesia (GKSI) Anugerah.

Direktur CFIRST Arif Mirdjaja menilai aksi intoleransi semakin menjadi-jadi. Hal ini pun dinilai sebagai tanda darurat aksi intoleransi di Tanah Air.

"Situasi ini menggambarkan darurat pelanggaran konstitusi tentang kebebasan beragama yang timbul dari sikap kebencian dan permusuhan oleh ustad-ustad, ulama-ulama hingga youtuber-youtuber yang secara konsisten menyebarkannya lewat berbagai platform media, hingga kebijakan dalam perda-perda yang diskriminatif bahkan UU yang berbau sara," ungkapnya kepada iNews.id, Senin (28/7/2025).

Arif mengatakan situasi ini menjadi semakin menyala ketika negara melakukan pembiaran, sehingga doktrin-doktrin intoleran terus dipelihara. Selain itu, sikap diskriminatif juga ditunjukkan oleh aparat ketika menyikapi kelompok minoritas.

Menurutnya, dikriminalisasi dan penghinaan terhadap simbol-simbol agama minoritas dibiarkan, namun sebaliknya ketika ketika ada kritik terhadap kelompok mayoritas justru aparat seolah dengan sigap langsung melakukan tindakan. 

"Pembiaran ini adalah sebuah kejahatan by omission oleh negara, pemerintah harus segera bertindak dan memastikan bahwa negara menjamin kebebasan beragama setiap orang tanpa terkecuali," ujarnya.

"Negara juga harus memastikan dan membuka ruang dialog antar umat, dan mendorong moderasi keagaman. Sosialisasi tentang nilai-nilai pancasila dalam kehidupan bernegara harus didorong lebih masih," imbuh Arif.

Lebih lanjut, eks Aktivis 98 ini menganggap hampir 80 tahun Indonesia merdeka, ternyata Indonesia justru masuk dalam kemunduran ideologi pancasila dan hilangnya falsafah keberagaman bhineka tunggal ika. 

Oleh karenanya, bukan tidak mungkin jika sikap-intoleransi dibiarkan maka Pancasila akan punah digantikan oleh doktrin radikal. "Untuk itu pemerintah harus mengambil sikap tegas baik secara hukum maupun secara sosial budaya dan melakukan mitigasi menjaga nilai-nilai luhur pancasila," tandasnya.

Editor: Puti Aini Yasmin

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut