Hindari Kelebihan Kapasitas, Jokowi Minta Manajemen RS Terus Diperbaiki
JAKARTA, iNews.id - Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta agar sistem rujukan dan manajemen penanganan di rumah sakit terus diperbaiki. Hal itu diungkapkan kepala negara saat memimpin rapat terbatas (Ratas) melalui video confrence dengan topik laporan tim gugus tugas percepatan penanganan Covid-19.
Jokowi melihat semakin hari semakin banyak pasien yang dirawat di rumah sakit rujukan karena virus corona (Covid-19). Oleh karena itu, perbaikan sistem rujukan sangat penting dilakukan dalam percepatan penanganan Covid-19.
"Mengenai perbaikan sistem rujukan dan manajemen penanganan rumah sakit. Ini untuk atasi over capacity dari rumah sakit rujukan yang kita miliki. Betul-betul manajemen harus diatur betul," katanya saat memimpin Ratas, dari Istana Merdeka, Jakarta, seperti dikutip Youtube Sekretariat Kabinet, Senin (20/4/2020).
Mantan Gubernur DKI Jakarta ini meminta agar manajemen rumah sakit bisa mengatur mana saja pasien yang mengalami gejala ringan, sedang, dan yang berat. Menurut dia, pasien yang memiliki gejala berat inilah yang perlu mendapatkan penanganan lebih intensif di rumah sakit.
Di samping itu, Jokowi juga mengapresiasi cara konsultasi medis dengan menggunakan sistem teknologi. Terkait hal itu, dia meminta diperbanyak dan dikembangkan lagi.
"Ini terus ditingkatkan jumlahnya sehingga kontak antara pasien dengan dokter bisa dikurangi," ujarnya.
Sebelumnya, Jokowi menyampaikan ada penambahan 132 rumah sakit rujukan terkait penanganan Covid-19. Penambahan rumah sakit itu agar pasien mendapatkan penanganan lebih baik.
Jokowi merinci, 132 rumah sakit terdiri dari 109 RS TNI, 53 RS Polri, dan 65 RS BUMN, termasuk pembuatan fasilitas observasi virus Corona dalam skala besar di Pulau Galang. "RS rujukan sekarang untuk Covid-19 ada 132 jumlahnya, sebelumnya 100 rumah sakit. Kita tambah lagi," katanya di Bandara Soekarno Hatta, Jakarta, Jumat, 13 Maret 2020.
Editor: Djibril Muhammad