Hindari Mafia Alutsista, Prabowo: Saya Negosiasi Langsung dengan Produsen

JAKARTA, iNews.id - Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo Subianto memilih jalur negosiasi secara langsung dengan produsen saat belanja alat utama sistem persenjataan (Alutsista). Tujuannya untuk meminimalisasi potensi tindak korupsi ataupun keterlibatan mafia dalam industri pertahanan.

Pernyataan ini dilontarkan Prabowo ketika menjawab pertanyaan Deddy Corbuzier ihwal keberadaan sosok mafia alutsista dengan inisial MR yang belakangan ramai diperbincangkan.

Pesawat Pengebom Nuklir Muncul di Atas Laut Norwegia, Langsung Didekati Jet Tempur Asing

"Mau kita tertibkan, kita minimalkan. Kita susun suatu sistem, sistemnya apa? Jadi sekarang banyak yang saya lakukan, saya negosisasi langsung dengan produsen," ucap Prabowo dalam podcast Deddy Corbuzier dikutip Senin (14/6/2021).

Prabowo pun tak menampik banyak mafia-mafia alutsista berkeliaran. Menurut dia, dengan cara bernegosiasi langsung maka Prabowo bisa mengetahui secara langsung dan jelas berapa harga pembeliaan suatu alat.

Jarang Tampil di Publik, Prabowo: Unsur Pertahanan Sangat Rahasia

Untuk mencegah potensi korupsi dalam pengadaan alutsista tersebut, eks Danjen Kopassus ini menyebut Kemhan akan melibatkan beberapa instansi. Antara lain Kejaksaan, Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP), dan Badan Pengawas Keuangan (BPK).

Menurutnya, mereka akan diundang untuk melakukan pemeriksaan sebelum kontrak pengadaan alutsista dinyatakan efektif. Menurutnya, ada tahap-tahap yang musti diperhatikan, keuangan salah satunya.

"Kontrak itu kan ada beberapa tahap, jadi ada kontrak awal, habis itu ada kondisi-kondisi yang harus dipenuhi. Dalam perjalanan ini saya akan minta Kejaksaan, BPKP, dan BPK," ujarnya.

Seperti diketahui, publik dikejutkan dengan munculnya draf Rancangan Perpres tentang Pemenuhan Kebutuhan Alat Peralatan Pertahanan dan Keamanan (Alpalhankam) Kementerian Pertahanan (Kemhan) dan Tentara Nasional Indonesia (TNI) Tahun 2020-2024 untuk jangka waktu 5 Renstra atau 25 tahun> Rencana anggaran yang mencapai 124 miliar Dolar AS atau setara dengan Rp1.760 triliun dengan pinjaman dari luar negeri menjadi polemik.

Prabowo sudah buka suara terkait dengan draf rancangan tersebut. Dia mengatakan draf rancangan tu masih dalam tahap penggodokan dan belum final.

"Ada yang mengatakan Prabowo ingin bikin anggaran Rp1.700 triliun. Itupun belum disetujui ya, masih digodok," tuturnya.

Editor: Rizal Bomantama