HT Ingatkan Pentingnya Kader Partai Perindo Berada di Legislatif
JAKARTA, iNews.id - Ketua Umum Partai Perindo, Hary Tanoesoedibjo (HT) mengingatkan pentingnya memiliki kader partai di legislatif. Alasan utamanya adalah agar Partai Perindo dapat berkontribusi dalam pembangunan Indonesia.
"Masa depan Indonesia itu salah satunya ditentukan oleh keberadaan lembaga ini, kualitas daripada anggota-anggota yang ada di dalamnya, sedangkan pemerintah bekerja sama dengan legislatif," katanya.
Hal itu disampaikan HT saat memberikan sambutan di acara ibadah Natal dan peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) organisasi sayap Perindo, Gerakan Kasih Indonesia (Gerkindo) di Aula DPP Perindo, Jalan Diponegoro, Jakarta Pusat, Sabtu (15/12/2018).
Indonesia, HT menggarisbawahi, dikendalikan oleh legislatif dan eksekutif. Jatuh bangunnya Indonesia dan masa depannya sangat ditentukan legislatif dan eksekutif.
"Artinya apa? kalau kebijakan-kebijakan dibuat tidak tepat sasaran dan pelaksanaan tidak maksimal akhirnya ya negara kita ini tidak maksimal. Jadi ini sangat penting untuk dipahami. Kita tahu legislatif dan eksekutif adalah produk dari proses politik oleh partai politik," ujarnya.

Jika ingin turut serta dalam mengubah bangsa, Chairman MNC Group ini menyampaikan, masyarakat harus mengikuti proses politiknya. Dia mencontohkan, jika hanya melalui media saja tidak akan mampu turut serta dalam mengubah bangsa karena media tidak bisa ikut membuat kebijakan.
"Mau tidak mau kita harus melalui partai politik. Ini harus digarisbawahi, tidak bisa melalui mekanisme lain," kata HT.
Alasan itulah yang membuat HT mendirikan sebuah partai yang dinamakan Partai Persatuan Indonesia atau biasa disebut Perindo.
"Jadi Partai Perindo didirikan dengan satu tujuan khusus bagaimana kita bisa eksis hadir dan bisa ambil peranan penting di jalan pengambilan kebijakan maupun pelaksanaan dalam kebijakan, dalam legislatif maupun eksekutif, artinya Partai Perindo harus jadi partai besar," ujarnya.
"Sebab kalau cuma 4 persen saja percuma, penonton. Misalnya 4 persen terus, 4 persen terus setiap pemilu. Di negara yang mapan pasti parpol yang solid di parlemen tidak banyak, kalau terlalu banyak akhirnya keputusannya lama dan banyak kompromi," kata HT menegaskan.
Editor: Djibril Muhammad