Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Prakiraan Cuaca BMKG, Jabodetabek Berpotensi Diguyur Hujan Sepekan ke Depan
Advertisement . Scroll to see content

Hujan Deras saat Musim Kemarau, BMKG: Ini Fenomena MJO

Senin, 25 Juni 2018 - 14:07:00 WIB
Hujan Deras saat Musim Kemarau, BMKG: Ini Fenomena MJO
Pengendara melewati Jalan Margonda, Depok, Jawa Barat, yang tergenang air, belum lama ini. Hujan terjadi di Jabodetabek dari pagi hingga siang ini. (Foto: Antara/I Eko Suwarso).
Advertisement . Scroll to see content

JAKARTA, iNews.idHujan deras disertai angin kencang terjadi di sejumlah wilayah Indonesia. Di Jabodetabek, hujan deras bahkan terjadi sejak Senin (25/6/2018) dini hari dan berlanjut hingga pagi dan siang ini.

Pantauan di sejumlah wilayah, hujan deras merata di Jakarta dan kota-kota penyangga Tangerang, Tangerang Selatan, Bekasi, Bogor dan Depok. Di Tangerang Selatan, beberapa kawasan permukiman sempat terendam air dengan ketinggian 20-30 sentimeter. Ini antara lain terjadi di perumahan BPI, Pamulang, Tangang Selatan. ”Hujan awet dari malam sampai sekarang belum berhenti,” kata Nasrudin, warga setempat, Senin (26/8/2018).

Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menjelaskan, pada saat musim kemarau, hujan dapat dimungkinkan terjadi jika kondisi atmosfer terpenuhi antara lain pasokan (supply) uap air dan kelembapan udara yang relatif masih tinggi.

”Kondisi cuaca signifikan beberapa hari ini di sejumlah wilayah, selain pengaruh dinamika cuaca lokal, meningkatnya aktivitas cuaca juga didukung oleh indikasi aktifnya aliran massa udara basah lebih dikenal dengan fenomena skala regional Madden Julian Oscilation (MJO),” bunyi keterangan tertulis BMKG yang diterima iNews.id, Senin (25/6/2018).

MJO merupakan fenomena gelombang atmosfer tropis yang merambat ke arah timur dari Samudera Hindia sebelah barat Sumatera yang masuk ke wilayah Indonesia bagian barat dan tengah

MJO memiliki siklus perambatan 30-90 hari dan dapat bertahan pada suatu fase (lokasi perambatan yang digambarkan dalam kuadran) sekitar 3 – 10 hari. Saat ini fase basah (konvektif) MJO terpantau berada di wilayah Indonesia bagian Barat sehingga memberikan pengaruh dalam meningkatkan supply uap air yang berkontribusi pada pembentukan awan hujan di wilayah Indonesia bagian barat hingga tengah.

”Kondisi ini juga berkaitan dengan berkembangnya daerah pusaran angin di sekitar wilayah Indonesia yang memicu pemusatan massa udara, daerah belokan dan perlambatan angin serta jalur pertemuan angin (konvergensi) yang dapat memicu pertumbuhan awan yang signifikan,” tulis BMKG.

Dengan kondisi itu, pola cuaca di wilayah Indonesia berdampak terjadinya peningkatan potensi hujan lebat disertai kilat/petir dan angin kencang antara 25 - 28 Juni 2018. Ini terjadi di wilayah :

• Kepulauan Riau.
• Riau.
• Jambi.
• Sumatera Selatan.
• Bangka Belitung.
• Lampung.
• Banten.
• DKI Jakarta.
• Jawa Barat.
• Jawa Tengah.
• Jawa Timur.
• Kalimantan Barat.
• Kalimantan Tengah
• Kalimantan Selatan.
• Kalimantan Timur.
• Kalimantan Utara.
• Sulawesi Utara.
• Gorontalo.
• Sulawesi Tengah.
• Sulawesi Tenggara.
• Sulawesi Selatan.
• Maluku.
• Papua.

BMKG mengimbau masyarakat agar tetap waspada dan berhati-hati terhadap dampak yang dapat ditimbulkan seperti banjir, tanah longsor, banjir bandang, genangan, angin kencang, pohon tumbang dan jalan licin.

Editor: Zen Teguh

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut